Mobil Listrik, Mahal tapi Awet
inilah.com
Oleh: Restu A Putra
ekonomi - Sabtu, 11 Agustus 2012 | 15:15 WIB
INILAH.COM, Jakarta - Mobil listrik memang belum bisa dimiliki setiap kalangan, karena harganya yang tergolong tinggi. Namun, daya tahan mesinnya yang membuat kendaraan ini awet, patut menjadi pertimbangan.
Daya tahan mesin mobil listrik rancangan Dasep Ahmadi bisa mencapai 20 tahun dengan pemakaian dan perawatan normal.
"Usia mesin mobil listrik bisa lebih dari 15 tahun atau 20 tahunan, namun tentu saja itu kembali kepada si pemakai mobil listrik sendiri seperti apa memperlakukannya," kata Dasep Ahmadi, pembuat mobil listrik asal Depok tersebut kepada INILAH.COM, Sabtu (11/8/2012).
Ia mengatakan kemungkinan mesin mobil listrik aus itu sangat minim, karena memang rancangan mesinnya yang didesain tahan lama.
Selain itu saat dikonfirmasi produksi mesin impor yang sedang diujicoba di dalam negeri, Ahmadi menuturkan perangkat mesin yang 50% masih impor seperti baterai litium dan motornya kini sudah menjalani proses pembuatan atau produksi di dalam negeri.
"Produksi motor di Pindad, masih proses dan baterai juga sama, semoga bisa meminimalisir biaya produksi dan memacu produktivitas karena tak bergantung pasokan dari luar," ungkapnya.
Sementara dukungan infrastruktur mobil yang bisa menempuh kecepatan 130 km/jam tersebut dengan charge listrik paling lama 5 jam bakal disediakan 12 stasiun charge listrik (SPLU) di sejumlah tempat.
Namun terdapat pilihan pengisian cepat yang sanggup mengisi 80 persen baterai dalam waktu 30 menit saja.
"PLN sudah menetapkan 12 tempat charge listrik umum di beberapa lokasi untuk memberi kemudahan pengguna mobil listrik," ujarnya.
Perhitungan yang dilakukan Dasep menunjukkan mobil listrik menghemat pengeluaran untuk energi. Dengan jarak tempuh 7-8 kilometer per kiloWatt jam dan tarif listrik nonsubsidi sebesar Rp 1.100 per kiloWatt jam, maka perjalanan sejauh 126 kilometer hanya membutuhkan biaya sebesar Rp 18.480. Angka ini akan lebih murah lagi jika mobil listrik diisi menggunakan listrik subsidi, yaitu Rp 12.264.
Ia mengungkapkan target mobil listrik ini memang masih diperuntukkan sebagaimana pengguna mobil berbahan bakar BBM, yaitu bagi kelas menengah ke atas. "Namun bukan tidak mungkin semua kalangan bisa memiliki ini (mobil listrik)," pungkasnya.
Sebagaimana diketahui mobil listrik garapan Dasep Ahmadi ini tergolong cukup mahal. Ia membutuhkan dana hingga Rp 300 juta untuk membuat satu mobil ini, karena 50% komponen awalnya yang masih didatangkan dari luar negeri.
Satu baterainya saja dibanderol harga Rp 50 Juta. Baterai semahal itu mampu di-charge hingga 2000 kali. Walaupun demikian, mobil ini jauh lebih ekonomis dibanding mobil berbahan bakar BBM pada umumnya. Karena untuk 10 mm ungkapnya mobil ini hanya berbiaya Rp 1.000. [ast]
KOMENTAR:Jangan cari untung dari mobil listrik,karena nggak bakal laku kalau harganya terlalu mahal dan menggunakan bahan import karena semua komponen bisa dibuat dalam negeri.Karena itu yang diperlukan adalah membuat pabrik batery,motor listrik dan solarcell,karoseri dsan semua komponen 100% didalam negeri
Daya tahan mesin mobil listrik rancangan Dasep Ahmadi bisa mencapai 20 tahun dengan pemakaian dan perawatan normal.
"Usia mesin mobil listrik bisa lebih dari 15 tahun atau 20 tahunan, namun tentu saja itu kembali kepada si pemakai mobil listrik sendiri seperti apa memperlakukannya," kata Dasep Ahmadi, pembuat mobil listrik asal Depok tersebut kepada INILAH.COM, Sabtu (11/8/2012).
Ia mengatakan kemungkinan mesin mobil listrik aus itu sangat minim, karena memang rancangan mesinnya yang didesain tahan lama.
Selain itu saat dikonfirmasi produksi mesin impor yang sedang diujicoba di dalam negeri, Ahmadi menuturkan perangkat mesin yang 50% masih impor seperti baterai litium dan motornya kini sudah menjalani proses pembuatan atau produksi di dalam negeri.
"Produksi motor di Pindad, masih proses dan baterai juga sama, semoga bisa meminimalisir biaya produksi dan memacu produktivitas karena tak bergantung pasokan dari luar," ungkapnya.
Sementara dukungan infrastruktur mobil yang bisa menempuh kecepatan 130 km/jam tersebut dengan charge listrik paling lama 5 jam bakal disediakan 12 stasiun charge listrik (SPLU) di sejumlah tempat.
Namun terdapat pilihan pengisian cepat yang sanggup mengisi 80 persen baterai dalam waktu 30 menit saja.
"PLN sudah menetapkan 12 tempat charge listrik umum di beberapa lokasi untuk memberi kemudahan pengguna mobil listrik," ujarnya.
Perhitungan yang dilakukan Dasep menunjukkan mobil listrik menghemat pengeluaran untuk energi. Dengan jarak tempuh 7-8 kilometer per kiloWatt jam dan tarif listrik nonsubsidi sebesar Rp 1.100 per kiloWatt jam, maka perjalanan sejauh 126 kilometer hanya membutuhkan biaya sebesar Rp 18.480. Angka ini akan lebih murah lagi jika mobil listrik diisi menggunakan listrik subsidi, yaitu Rp 12.264.
Ia mengungkapkan target mobil listrik ini memang masih diperuntukkan sebagaimana pengguna mobil berbahan bakar BBM, yaitu bagi kelas menengah ke atas. "Namun bukan tidak mungkin semua kalangan bisa memiliki ini (mobil listrik)," pungkasnya.
Sebagaimana diketahui mobil listrik garapan Dasep Ahmadi ini tergolong cukup mahal. Ia membutuhkan dana hingga Rp 300 juta untuk membuat satu mobil ini, karena 50% komponen awalnya yang masih didatangkan dari luar negeri.
Satu baterainya saja dibanderol harga Rp 50 Juta. Baterai semahal itu mampu di-charge hingga 2000 kali. Walaupun demikian, mobil ini jauh lebih ekonomis dibanding mobil berbahan bakar BBM pada umumnya. Karena untuk 10 mm ungkapnya mobil ini hanya berbiaya Rp 1.000. [ast]
KOMENTAR:Jangan cari untung dari mobil listrik,karena nggak bakal laku kalau harganya terlalu mahal dan menggunakan bahan import karena semua komponen bisa dibuat dalam negeri.Karena itu yang diperlukan adalah membuat pabrik batery,motor listrik dan solarcell,karoseri dsan semua komponen 100% didalam negeri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar