Rabu, 29 Agustus 2012
Jakarta Api Merajalela
Di Jakarta Api Merajalela
Ditulis Oleh redaksi
Jumat, 24 Agustus 2012 18:43
Add this to your website
Musibah kebakaran melanda Jakarta. Api yang biasanya bermula dari korsleting listrik itu pun menghajar ribuan tempat tinggal, yang mayoritas dihuni kalangan menengah ke bawah. Selama bulan Ramadhan saja, Dinas Pemadam Kebakaran Jakarta Barat mencatat 30 peristiwa kebakaran terjadi. Dari 30 peristiwa tersebut, penyebab terbanyak adalah hubungan pendek arus listrik.
"KEBANYAKAN terjadi di Tambora. Di sana selain padat penduduk, banyak warga yang nakal mengambil listrik secara ilegal," kata Kepala Operasional Pemadam Kebakaran Jakarta Barat Sutarno di Jakarta, Rabu (22/8/2012).
Ia mengatakan, kurangnya kesadaran masyarakat akan bahaya kebakaran menjadi faktor utama terjadinya hal tersebut. Menurutnya, warga seharusnya diberikan penyuluhan, pembinaan, dan pelatihan tentang bagaimana cara pertolongan pertama menghadapi peristiwa kebakaran.
Penyuluhan sebenarnya sudah ada, dalam bentuk Sistem Kebakaran Kampung (SKKN). Namun, anggaran yang disediakan masih sangat kecil, hanya untuk satu tahun sekali. Penyuluhan menurutnya harus secara intensif diberikan di kawasan yang rentan kebakaran, seperti di Kecamatan Tambora, Jakarta Barat, yang terkenal padat penduduk.
Akibat lemahnya penyuluhan, apabila terjadi kebakaran, warga malah menyulitkan petugas dalam melakukan pemadaman. Tak jarang, antara petugas dan warga terlibat adu mulut saat pemadaman.
"Seharusnya peran warga untuk membantu petugas hanya cukup memberikan petunjuk lokasi kebakaran, memberikan arahan jalan, dan memberi petunjuk sumber air. Selebihnya percayakan kepada petugas, api pasti bisa padam," ujarnya.
Selain itu, pemerintah harus segera memperbaiki alat-alat yang membantu petugas dalam mencegah kebakaran, seperti hydrant. Menurut Sutarno, hydrant yang ada di Jakarta sama sekali tidak bisa membantu pemadaman lantaran daya semprot yang sangat lemah. Hal itu terjadi karena saluran airhydrant menjadi satu dengan saluran air warga.
"Di luar negeri, saluran hydrant sendiri. Makanya, semprotan airnya kencang. Kalau di Jakarta, tidak ada hydrant yang seperti itu. Makanya kami lebih mengutamakan sumber-sumber air seperti saluran dan kali. Terlebih lagi, hydrant banyak yang tidak berfungsi lantaran kopling penutup yang terbuat dari kuningan sering dicuri oleh warga," katanya.
Sudin Pemadam Kebakaran mencatat, pada 2011, tingkat kebakaran di Jakarta Barat menjadi yang paling tinggi di DKI Jakarta. Sebanyak 195 kasus kebakaran terjadi, dan nilai kerugian mencapai Rp 72.544.700.000.
Di 2012, hingga Juli, jumlah kasus kebakaran sudah terjadi sebanyak 106 kali, dengan kerugian mencapai Rp 39.201.150.000. Total bangunan yang terbakar mencapai 520 bangunan berbagai bentuk, 5 korban jiwa, 16 korban luka-luka, 3 petugas pemadam terluka, dan 142.466 meter persegi luas areal yang sudah terbakar.
"Untuk penyebab, kebakaran paling tinggi diakibatkan oleh hubungan pendek arus listrik sebanyak 74 kasus, kompor 8 kasus, rokok 6 kasus, dan lain-lain 18 kasus," tutupnya.
Cerita serupa juga terjadi di dua wilayah Jakarta Selatan, Jumat (24/8/2012) siang. Di Jalan Bangka, Pela Mampang, api melalap empat rumah dan delapan petakan. Sedangkan di Pondok Pinang, api menghanguskan satu rumah. Kebakaran pertama terjadi di pemukiman padat di Jalan Bangka 2 G No 61 RT 007 RW 03, Pela Mampang, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan.
Warga di pemukiman padat dengan sejumlah gang sempit itu langsung berupaya menyelamatkan harta benda masing-masing, sepeda motor, sepeda, kasur, alat elektronik, dan surat-surat berharga milik warga dibawa ke lokasi aman di depan rumah warga lain dan di sekitar gang. Warga lainnya datang ke lokasi kebakaran dan berupaya membantu dengan sarana ala kadarnya. Dengan sumber air yang terbatas, warga menyiram air dengan ember maupun selang dari musala dan rumah warga.
"Belum diketahui pasti penyebab kebakaran, masih dilidik. Dugaan awal korsleting listrik," kata Kepala Sudin Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Jakarta Selatan Frans Hodden yang ditemui di lokasi.
Tidak lama berselang, kebakaran juga menimpa dua lokasi berbeda di Jakarta Barat. Kebakaran pertama terjadi di Jl Kamal Raya Tegal Alur, selang sekitar satu jam kemudian kebakaran kedua terjadi di Tambora, Jakarta Barat.
Kebakaran pertama tadi pukul 02.45 WIB menimpa lima rumah di Jalan Kamal Raya, Tegal Alur, Jakarta Barat. Petugas kebakaran kebakaran Jakarta Barat dalam waktu singkat juga harus bergerak cepat untuk memadamkan api yang terjadi di lokasi kedua. Yaitu membakar rumah-rumah petak di Jalan Pekapuran, Tambora. Kebakaran kedua terjadi pukul 04.05 WIB di Jalan Pekapuran, Gang Betet, RT 01-04 RW 03, Tambora, Jakarta Barat. Lokasi yang terbakar berubah rumah-rumah petak.
Terakhir, kebakaran juga melanda permukiman padat penduduk di RT 10 dan 11 RW 03 Kelurahan Kramat Pulo, Kecamatan Senen, Jakarta Pusat, Jumat (24/8/2012). Penyebabnya diduga berasal dari rumah indekos berbahan kayu.
Ishak Pardosi
Ada Api di Kantong Suara
Ditulis Oleh redaksi
Jumat, 24 Agustus 2012 18:40
Add this to your website
Program talkshow yang disiarkan secara langsung TvOne terkait kebakaran yang terjadi di Jl Gotong Royong, Pondok Bambu, Jakarta Timur, Kamis (23/8) sore, terpaksa dihentikan menyusul sekelompok warga yang ada di lokasi kebakaran tiba-tiba menolak. Warga marah karena tidak terima dengan tema yang diusung dalam program Kabar Petang itu.
MESKI sempat menolak program dialog, massa tidak sampai melakukan aksi perusakan di lokasi kebakaran Pondok Bambu, Jakarta Timur. Wakil Pemimpin Redaksi TvOne, Toto Suryanto, mengatakan bila program yang merupakan bagian dari acara Kabar Petang TvOne itu dihentikan karena penolakan sekelompok warga atas dialog yang ditayangkan. Yaitu membahas mengenai kontroversi kebakaran yang belakangan marak terjadi di Jakarta, apakah itu terbakar atau sengaja dibakar. "Khawatir dan pertimbangan keselamatan narasumber akhirnya dialog dihentikan," jelas Toto.
Niatan dialog yang digelar TvOne itu adalah untuk menangkis isu yang beredar mengenai kebakaran yang marak terjadi di Jakarta dan dikaitkan dengan isu Pilkada DKI Jakarta yang akan berlangsung di putaran kedua September 2012.
Sementara itu, politisi PDIP Rieke Diyah Pitaloka yang hadir sebagai salah seorang narasumber membenarkan statusnya sebagai Juru bicara Jokowi. Ia menilai yang terpenting adalah soal perekonomian warga akibat kebakaran, bukan politik.
"Kebetulan saya jadi jubir tim kampanye Jokowi. Ini kan ada isu yang beredar bahwa terkait kebakaran terjadi di tempat tempat pemenangan jokowi, maka kita diwawancara. Kebetulan live TVOne di tempat kebakaran di Jl Gotong Royong Pondok Bambu," ujar Rieke Diyah Pitaloka dalam pesan singkat kepada wartawan, Kamis (23/8/20120).
Tetapi, menurut Rieke, dia tidak mau berburuk sangka soal kebakaran apakah betul di kantong suara Jokowi, karena masih suasana lebaran. Justru yang ia pikirkan adalah akibat dari kebakaran yang membuat perekonomian warga terbengkalai.
"Justru yang kita pikirkan di situ itu sentra industri furniture yang pengiriman barangnya untuk ASEAN. Dan itu perekonomian rakyat yang saya kira harusnya dipertahankan, dan juga membantu perekonomian negara seharusnya. Saya tidak bisa membayangkan orang balik lagi sudah ludes semua dan disitu paling tidak ada tiga ratus tenaga kerja belum ditambah merka yang kerja menjadi penjaga toko dan pengiriman segala macam," tuturnya.
Ia menjelaskan, kericuhan yang terjadi saat berlangsung talkshow dirinya bersama beberapa narasumber di TVOne, terjadi saat di tengah percakapan muncul beberapa orang mengatasnamakan salah satu ormas. Mereka menuduh bahwa ia mengatakan kebakaran terjadi karena dibakar oleh warga.
"Padahal tidak ada satu statment pun dari tim Jokowi untuk mengatakan demikian. Justru kami meminta untuk tidak bersuudzon gitu. Ormas tertentu yang mengatasnamakan mengatakan media brengsek. Saya secara pribadi orang muslim. Mereka meneriakan Allahu akbar ya saya juga bilang Allahu akbar," kata Rieke.
Massa yang datang menurut Rieke lebih dari 20 orang dan mereka sangat emosi, bahkan ada satu orang dari anggota ormas itu yang mendekati dirinya. Sehingga akhirnya acara talkshow yang digelar di lokasi kebakaran itu harus dihentikan.
"Bahwa betul kita ada pertarungan untuk perebutan kekuasaan politik, tetapi kita tidak diajarkan untuk menghalalkan segala cara. Karena saya masih ingat apa yang saya katakan dan saya tidak menuduh warga yang membakar," jelas Rieke
"Saya langsung diminta untuk meninggalkan lokasi, padahal saya ingin berdialog dengan mereka. Kita butuh dialog bukan kekerasan yang harus dilakukan untuk menyikapi perbedaan," imbuhnya.
Di sisi lain, Kepala Media Center Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli, Kahfi Siregar membenarkan pihaknya diundang untuk menghadiri talkshow oleh TvOne soal kebakaran yang terjadi di Pondok Bambu, Jakarta Timur. Ia menilai, seharusnya acara dibatalkan karena timnya tidak datang.
"Undangan dari TvOne ada tadi pagi kepada kami, tapi tidak ada kewajiban bagi kami untuk hadir karena itu bukan undangan resmi. Dan kami tidak bisa datang karena satu hal," ujar Kahfi Siregar saat dihubungi detikcom, Kamis (23/8/2012).
Namun, Kahfi enggan menjelaskan lebih jauh soal alasan ketidakhadirannya. Menurut Kahfi, seharusnya acara tidak digelar karena timnya tidak datang sehingga tidak cover both side. "Kalau tim saya tidak datang, harusnya acara itu dibatalkan karena tidak cover both side. Atau kalau tidak bisa, mereka insiatif wawancara melalui telepon," tutur Kahfi.
Soal kericuhan yang terjadi, pihaknya membantah keras bahwa warga yang menyerang saat talkshow berlangsung adalah dari tim Foke Nara. Termasuk membantah soal isu kebakaran dilakukan oleh tim Foke.
"Sebagai incumbent pak Fauzi memiliki kepentingan lebih besar dari pihak manapun untuk mencegah kebakaran, jadi tidak ada alasan kalau ada isu tim Fauzi Bowo melakukan pembakaran," tuturnya.
Menurutnya, mungkin ada pihak-pihak yang tidak senang dan mengaitkan hubungan antara kebakaran dan Pilgub DKI. Ia juga menyayangkan soal musibah kebakaran yang cenderung dipolitisasi.
"Musibah kebakaran jangan dipolitisir, itu adalah musibah yang harus diterima apa adanya, dan kami paling berkepentigan untuk mengamankan, yang nuding itu kami bantah salah alamat," kata Kahfi.
Bantahan serupa juga disuarakan Komunitas Intelektual Muda Betawi (KIMB). Mereka menyesalkan pernyataan tim sukses calon Gubernur DKI Joko Widodo (Jokowi)- Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), yang menuding sejumlah musibah kebakaran sudah direncanakan, dan bertujuan untuk menggemboskan suara pasangan calon Gubernur DKI Jokowi-Ahok.
Ketua KIMB Ramdan Alamsyah, mengatakan, tudingan tersebut sangatlah menyesatkan karena tidak didukung dengan sejumlah bukti yang akurat. "Janganlah menyampaikan fitnah yang belum tentu bisa dibuktikan kebenaranya, kami meminta para tim sukses tidak mencari keuntungan untuk meraih simpati publik, dengan cara-cara yang tidak simpatik," kata Ramdan dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis (23/8/2012).
Ishak Pardosi
Kobaran Api Sebelum Putaran Dua
Ditulis Oleh redaksi
Jumat, 24 Agustus 2012 18:37
Add this to your website
Calon Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, mengaku kebakaran di sejumlah lokasi di Jakarta merupakan kantong suara miliknya. Di wilayah tersebut, pria yang kerap disapa Jokowi itu unggul secara mutlak. Ditanya kemungkinan adanya unsur rekayasa dan kesengajaan daerah tersebut dibakar oleh pihak tertentu, Jokowi mengaku pasrah dan enggan berspekulasi siapa pihak yang melakukan hal tersebut.
"JUJUR daerah yang terbakar itu adalah kantong perolehan suara saya, yang pada putaran pertama kemarin memenangkan saya. Ada memang selentingan seperti itu, tetapi buru-buru saya buang," ungkapnya kepada wartawan di Solo, Jawa Tengah, Kamis (23/8/2012).
Jokowi mengaku, hingga saat ini dirinya memang belum pernah secara langsung datang menemui warga korban kebakaran tersebut. Namun dia yakin, warga korban kebakaran bisa memahami posisi Jokowi saat ini.
"Saya malah jadi serba salah. Kalau saya datang mengunjungi nanti dikira kampanye, kalau tidak datang kok ya tega nggak datang. Namun saya yakin, warga bisa memahami kesulitan saya ini. Lagipula tim relawan kami sudah datang ke sana,"pungkasnya.
Sebelumnya beredar kabar, rentetan kebakaran di wilayah Jakarta sarat politis menjelang putaran dua Pilgub Jakarta. Apakah ada hubungan antara perolehan suara Foke dan Jokowi di masing-masing wilayah tempat terjadinya kebakaran? Kenapa di tempat suara Jokowi unggul mutlak selalu terjadi kebakaran?
Berdasarkan informasi yang diperoleh, terdapat tujuh wilayah kebakaran yang diketahui basis pendukung Jokowi-Ahok. Pertama, Cideng yang terbakar pada 22 Agustus. Di sana, Jokowi mengantongi suara 55,26 % pada pemilihan Gubernur DKI putaran pertama. Sedangkan Foke hanya mengantongi 26,07%.
Selanjutnya, di Kapuk Muara, yang juga terbakar pada 22 Agustus. Di sana, Jokowi mengantongi suara 62,49%. Sementara Foke hanya berhasil meraih 25,02%. Ketiga, di Karet Tengsin yang terbakar pada 16 Agustus. Di sana, Jokowi mengantongi suara 39,36%, beda tipis dengan Foke yang memperoleh 36,01%.
Lalu, kebakaran di Pondok Bambu pada 15 Agustus. Di sana, Jokowi mengantongi suara 39,14%. Sedangkan Foke mengantongi 35,66%. Berikutnya, di Glodok yang terbakar pada 12 Agustus. Di sana, Jokowi memperoleh 77,30%, jauh berbeda dengan Foke yang mengantongi 16,63%
Kemudian di Pekojan yang terbakar pada 8 Agustus. Di sana Jokowi mengantongi suara 61,35%, mengungguli Foke yang memperoleh 26,73%. Lalu ada kebakaran di Pinangsia pada 12 Agustus. Di sana Jokowi mengantongi suara sebanyak 56,45%, disusul Foke dengan 33,02%
Kendati demikian, Polda Metro Jaya menepis rumor adanya kebakaran yang disengaja. Pihak kepolisian memastikan maraknya kebakaran di wilayah Jakarta dan sekitarnya, sebagian besar bersifat alami atau tidak disengaja.
"Rumor kesengajaan dalam peristiwa kebakaran, sampai saat ini tidak terbukti," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Rikwanto, di Mapolda Metro Jaya, Jl Jenderal Sudirman, Jakarta, Jumat (24/8/2012).
Rikwanto juga kembali menepis, terkait rumor kebakaran terkait dengan isu Pilgub DKI. Menurutnya, sebagian besar kabakaran di Jakarta bersifat alamiah. "Sampai sekarang belum ada yang melaporkan tentang tindak kesengajaan kebakaran. Dan sebagian besar kebakaran ini bersifat alamiah," ucapnya.
Berdasarkan data kepolisian, penyebab kebakaran di dominasi oleh korsleting listrik, membakar sampah di dekat pemukiman, korek api, dan petasan. Selain itu, bulan ini termasuk dalam musim kemarau.
Ishak Pardosi
Si Jago Merah Murni Independen
Ditulis Oleh redaksi
Jumat, 24 Agustus 2012 18:33
Add this to your website
Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo, menegaskan, musibah kebakaran yang terjadi cukup sering belakangan ini di Jakarta, tidak ada kaitannya dengan Pemilukada. Ia menanggapi munculnya anggapan kebakaran justru terjadi di daerah yang diindikasikan sebagai kantung suara pasangan calon gubernur Jokowi-Ahok.
"JANGAN ngeres pikirannya, baru habis lebaran. Kita kan tunggu hasil investigasi polisi," ujar dia usai menggelar halal bihalal dengan PNS DKI di Balai Kota DKI, Jakarta, Kamis (23/8).
Dia minta segala sesuatu yang terjadi di Jakarta jangan langsung dikaitkan dengan pemilukada. Mengaitkan kebakaran dengan pemilukada, kata dia, adalah tindakan yang tidak manusiawi. Foke meminta keamanan di putaran kedua Pemilukada DKI Jakarta, harus dijaga. Namun, ia tetap menyiagakan Pemprov DKI dalam menjaga keamanan Kota Jakarta.
Sebelumnya diberitakan, selama bulan puasa ini telah terjadi sekitar delapan kali peristiwa kebakaran. Musibah itu terjadi di Pekojan dan Krendang (Tambora), Taman Sari, Karet Tengsin, Kalideres, dan Cideng (Jakarta Pusat). Kemudian di Pondok Bambu dan yang baru terjadi Rabu (22/8) kemarin, di Kapuk Muara, Jakarta Utara.
Fauzi Bowo juga menyampaikan rasa keprihatinannya terkait bencana kebakaran yang menimpa sejumlah wilayah DKI Jakarta belakangan ini. Dia pun menegaskan tidak ingin memolitisasi bencana kebakaran.
"Saya sampaikan keprihatinan saya setiap terjadi kebakaran yang melanda. Saya berikan yang menjadi tanggung jawab saya sebagai gubernur," kata pria yang akrab disapa Foke itu usai mengunjungi Mts Al-Khairiyah Kp Bahari/SMK Al-Khairiyah Bahari di Jalan Bahari III A8 No 152 Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (24/8/2012).
Foke mengatakan tidak ada keinginan sedikit pun untuk melakukan politisasi menyangkut bencana kebakaran. Hal ini terkait spekulasi yang berkembang bahwa kebakaran yang terjadi secara terus-menerus di wilayah Jakarta dinilai tak wajar. Ia mengajak semua agar menunggu hasil investigasi yang dilakukan pihak kepolisian. "Saya tidak ingin mempolitisir. Kita tunggu hasil investigasi polisi," ujarnya.
Menurut Foke, ada beberapa hal yang penting dilakukan terkait beruntunnya peristiwa kebakaran di Jakarta. Pertama, dengan mencari tahu fakta penyebab kebakaran. Kedua, berupaya menginventarisasi para korban kebakaran. Ketiga, lanjutnya, melakukan penataan terhadap lingkungan yang sesuai dengan kondisi. Tentunya, diupayakan membangun kembali permukiman yang menjadi korban kebakaran. "Seperti yang di Jembatan Besi, kita memperkirakan bisa kembali dibangun," tuturnya.
Wali Kota Jakarta Barat Burhanuddin juga menampik dugaan kesengajaan menyusul kebakaran yang terjadi di permukiman padat di Kecamatan Tambora. Demikian diungkapkan Burhanuddin seusai shalat Jumat di dekat lokasi kebakaran di Kelurahan Tanah Sereal, Kecamatan Tambora, Jumat (24/8/2012). "Kalau ada orang yang bilang kebakaran ini disengaja, dia harus jadi ketua rukun tetangga (RT), rukun warga (RW), lurah, atau camat dulu di sini! Ini benar-benar musibah, bukan sengaja dibakar," katanya.
Jumat (24/8) pagi, kebakaran menghanguskan 66 rumah di RT 1, 7, 8, 9 RW 1 dan RT 6 RW 3, Kelurahan Pekojan. Api diduga muncul karena korsleting atau arus pendek. "Kalau memang sengaja dibakar, tentu pemerintah akan melarang warga membangun lagi rumahnya. Ini semua kami permudah pengurusan izinnya, surat-suratnya, bahkan bantuan juga diberikan. Kalau terbakar lalu kami larang warga bangun rumah lagi dan dibangun bangunan lain, itu baru namanya ada kesengajaan. Ini tidak," kata Burhanuddin.
Burhanuddin mengimbau agar warga tetap meningkatkan kewaspadaan karena musim kemarau potensi kebakaran tinggi dan memperhatikan peralatan listrik di rumah mereka. Pasalnya, sebagian besar kebakaran disebabkan listrik.
Ishak Pardosihttp://monitorindonesia.com/potret/karikatur.html
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar