Jangan Sekalipun Melupakan Sejarahfree counters
Click for Kota Samarinda, Indonesia Forecast

Selasa, 28 Agustus 2012

Rama Bargawa

Rama Bargawa

RAMA BARGAWA, atau yang lebih dikenal dengan nama Rama Parasu, merupakan salah satu tokoh wayang lintas batas, artinya ada dicerita Ramayana dan Mahabarata.

Brahmana yang juga pertapa sakti bertekad menjungkirbalikkan tata nilai dan anggapan masyarakat kala itu yang terlalu mengagungkan golongan ksatria. Bertahun-tahun ia berkelana mengelilingi dunia hanya untuk mencari perkara dan alasan agar dengan kesaktian yang dimilikinya. ia dapat membunuh ksatria sebanyak-banyaknya.

Nama Rama Bargawa diperolehnya karena ia merupakan keturunan Maharesi Bregu yang ternama. la juga dinamakan Rama Parasu. karena senjata andalannya adalah kapak. Parasu berarti kapak. Dengan kapak itu pula ia pernah membunuh ibunya.
Ceritanya begini.
Maharesi Jamadagni adalah ayah Rama Bargawa. Jamadagni menikah dengan Dewi Renuka. seorang wanita yang amat cantik. Dari perkawinan iiu lahirlah lima orang anak lelaki. yaitu Rumawan, Susena. Wasu, Wiswawasu. dan Rama Bargawa.
Suatu hari. Dewi Renuka berbuat serong dengan Prabu Citrarata dari Kerajaan Martikawala. Meskipun penyelewengan ini dirahasiakan, karena ilmu tinggi yang dimilikinya, Begawan Janiadagni bisa tahu apa yang sudah terjadi. Segera dipanggilnya kelima anaknya, dan di hadapan mereka Dewi Renuka diminta mengakui perbuatan selingkuhnya. Setelah wanita cantik itu memberikan pengakuan. Maharesi Jamadagni memerintahkan Rumawan, anaknya yang sulung, untuk membunuh ibunya sebagai hukuman atas perbuatan serongnya. Namun Si Sulung menolak. Begitu pula anak kedua, ketiga, dan keempat. semuanya menolak membunuh ibunya. Karena penolakan perintah itu mereka semua dikutuk Maharesi Jamadagni sehingga berubah akal (gila).
Anak kelima, Rama Bargawa. mclaksanakan perintah ayahnya. Dengan senjata kapak miliknya. ia membunuh ibu yang melahirkannya. Setelah Dewi Renuka tewas. Maharesi Jamadagni berkata pada putra bungsunya: “Rama Bargawa, anakku, karena engkau telah melaksanakan perintah ayahmu dengan baik. maka sekarang engkau boleh mengajukan lima permintaan. Apa pun permintaanmu. akan kupenuhi sedapat-dapatnya.”
Kesempatan itu digunakan Rama Bargawa sebaik-baiknya.
Pertama ia minta agar ibunya dihidupkan kembali. Kedua, agar semua dosanya akibat perbuatan membunuh ibunya bisa terhapus. Ketiga, agar semua saudaranya yang kini telah menjadi gila bisa pulih seperti sediakala. Keempat, agar ibu, saudara-saudaranya. dan ia sendiri lupa akan segala kejadian yang baru saja mereka alami. Dan kelima. Rama Bargawa minta agar ia memiliki kesaktian yang tak ada tandingnya sehingga tidak ada manusia di dunia ini yang sanggup melawannya.
Semua permintaan Rama Bargawa dikabulkan. kecuali yang terakhir. Maharesi Jamadagni mengatakan, Rama Bargawa akan menjadi brahmana sakti yang tidak tertandingi siapa pun kecuali oleh titisan Batara Wisnu, kurang tahu kok ada diskriminasi seperti ini.
Beberapa tahun kemudian Maharesi Jamadagni dan seluruh keluarganya tewas dibunuh secara keji oleh putra-putra Prabu Arjunasasrabahu. raja Maespati. Pada saat peristiwa pembantaian itu terjadi Rama Bargawa sedang pergi berkelana di hutan. Dan. betapa hancur hati Rama Bargawa ketika ia menyaksikan jenazah keluarganya. Sama sekali tidak diduganya. raja yang dihormati dan disanjung rakyat di seluruh negeri telah membiarkan perbuatan aniaya terhadap keluarganya. Saat itu juga Rama Bargawa bersumpah akan membalas kematian ayah ibu dan sekalian saudaranya.
Akibat perbuatannya yang sewenang-wenang itu Batara Wisnu yang semula menitis pada Prabu Arjunasasrubahu meninggalkan badan wadak (jasmani) raja itu dan kembali ke kahyangan. Itulah sebabnya. Rama Bargawa kemudian bisa membalas kematian ayahnya itu dengan niembunuh raja Maespati itu. Dengan panah Bargawatra, Rama Bargawa memenangkan perang tanding di antara mereka berdua. Senjata Cakra yang dilepaskan Prabu Arjuna Sasrabahu. melesat jauh dari sasaran.
Namun kematian Prabu Arjuna Sasrabahu belum memuaskan dendam Rama Bargawa. la berlekad akan membunuh setiap ksatria yang ditemuinya. Baginya. gologan ksatria tidak pantas hidupdi dunia ini karena menurut anggapannya kerja mereka hanya menindas kasta lain.
Cupliakan diatas rasanya persis film Hollywood tentang terbunuhnya orang yang disayangi dan proses balas dendam …. agak klise juga ceritanya.
Sejak itu Rama Bargawa tidak pernah lagi menelap di satu tempat. la selalu mengadakan perjalanan kelana. Bila berjumpa dengan ksatria. siapa saja. ia selalu mencari gara-gara sehingga mereka berkelahi. dan kemudian Rama Bargawa membunuhnya.
Dalam perjalanan kelananya ilu. Rama Bargawa sempal beberapa kali mengajarkan berbagai ilmunya. Yang beruntung dapal berguru padanya. di antaranya adalah Resi Bisma, Resi Drona, Resi Krepa dan Basukarna.
Dewabrata. yang akhirnya lebih terkenal dengan nama Bisma. adalah murid yang paling berhasil dalam mempelajari berbagai ilmu dari Rama Bargawa. Setelah seluruh ilmunya tuntas diajarkan. Rama Parasu memberi nama baru pada Dewabrata. yakni Bisma. yang artinya ‘hebat, luar biasa, mengagumkan, mengerikan’.
Rama Bargawa juga menganjurkan agar Dewabrata alias Bisma segera melepaskan pakaian ksairianya dan menggantinya dengan pakaian brahmana. Jika anjuran ini lidak dilaksanakan. maka Bisma kelak akan mendapat kesulitan dengan wanita.
Anjuran gurunya ilu tidak dilaksanakan oleh Bisnia. Kedudukannya sebagai panglima perang Kerajaan Astina. tidak memungkinkannya mengenakan pakaian brahmana. Dan ramalan Rama Bargawa akhirnya terbukti. Bisma mendapat kesulitan dengan persoalan Dewi Amba. saiah seorang putri Kerajaan Giyantipura yang diboyongnya ke Astina guna dijodohkan dengan adiknya, Citranggada.
Menurut pewayangan. secara tak sengaja Bisma akhirnya membunuh Dewi Amba. Tetapi menurut Kitab Mahabarata. kematian Amba adalah akibat bunuh diri dengan menerjunkan diri ke dalam api unggun yang dibuatnya sendiri.
Sebelum nekad melakukan bunuh diri Dewi Amba sudah berusaha membunuh Bisma dengan cara meminta bantuan pada beberapa orang raja dan ksatria, namun mereka tidak berani menghadapi Bisma yang terkenal amat sakti.
Dewi Amba akhirnya menemui Rama Bargawa. guru Bisma. Sesudah mendengar pengaduan Dewi Amba. brahmana sakti itu bertanya, apakah ketika memboyong Amba ke Astina Bisma mengenakan pakaian ksalria? Amba menjawab. “Ya” Rama Parasu menilai Bisma salah. Karenanya ia datang menjumpai bekas muridnya itu hendak menghukumnya. Namun dalam perang tanding di antara keduanya. Rama Bargawa ternyata tak mampu lagi menandingi kesaktian Bisma.
Kegagalan Rama Parasu membunuh Bisma inilah yang antara lain menyebahkan Dewi Amba putus asa dan kemudian membunuh diri. Demikian menurut Mahabarata.
Murid Rama Burgawa yang terakhir. Basukarna. menyaru sebagai brahmana agar diterima menjadi murid Rama Bargawa. Hal ini terpaksa dilakukan oleh Basukarna karena Rama Bargawa tidak bersedia menerima murid dari golongan ksatria. Namun. setelah banyak iimu yang ia pelajari. Rama Bargawa tahu bahwa Basukarna sebenarnya bukan brahmana. melainkan dari golongan ksatria.
Terbongkarnya rahasia penyamaran Basukarna karena kejadian yang sepele saja:
Suatu ketika. karena terlalu lelah Rama Bargawa jatuh tertidur di pangkuan muridnya. Basukarna. Beberapa waktu setelah sang Guru tidur nyenyak, seekor kalajengking besar merayap ke bawah paha Basukarna yang dijadikan bantal oleh Rama Bargawa. Basukarna sekuat tenaga menahan rasa sakit akibat sengatan ketonggeng itu. la samasekali tidak bergerak walau disiksa rasa sakit yang amat sangat.
Ketika kemudian Rama Bargawa mengetahui apa yang terjadi. segeru ia tahu hahwa Basukarna tentu bukan dari golongan brahmana. Hanya seorang ksatria utama sanggup menahan rasa sakit seperti itu. Rama Bargawa amat murka. la merasa ditipu. Karena itu brahmana sakti itu mengutuknya. Kutukan itu adalah : kelak dalam Baratayuda. pada situasi yang genting. Karna akan lupa segala ilmu yang telah diajarkannya.
Mengenai kematian Rama Bargawa tidak jelas. Sedikitnya liga dua pendapat yang amat herbeda satu sama lain. Ada yang mengatakan Rama Bargawa tewas ketika berhadapan dengan Ramawijaya. Waktu itu. setelah menikah dengan Dewi Sinta. Rama beserta istri serta ayahnya. Prabu Dasarata pulang ke Ayodya. Mereka diiringi oleh prajurit pengawal yang cukup besar jumlahnya.
Dalam perjalanan. terjadi keributan. Rama Bargawa mencegat rombongan itu dan memporak-porandakan barisan prajurit Ayodya. Dengan beringas Rama Bargawa menantang Prabu Dasarata dan Ramawijaya.
Prabu Dasarata dengan lemah lembut mengatakan. tidak pantas bilatnana Rama Bargawa yang sakti itu berperang tanding dengan anaknya yang belum berpengalaman. Namun Rama Bargawa tidak peduli. la tetap mendekati Ramawijaya dan siap menyerang. Melihat hal itu Ramawijaya lalu mengambil gendewanya. memasang anak panah. dan mengarahkannya pada lawannya.
Pada saat ini sadarlah Rama Bargawa bahwa ia berhadapan dengan titisan Wisnu, sebah selama ini tidak seorang pun sanggup mengarahkan senjata pada dirinya. Karena itu Rama Bargawa buru-buru minta maaf alas kelakuannya. dan pergi masuk ke rimba.
Seinentara sebagian dalang menceritakan bahwa pada pencegatan ini terjadi perang tanding antara Ramawijaya dengan Rama Bargawa. Karena Rama Bargawa memang tidak mungkin bisa mengalahkan titisan Batara Wisnu, ketika itu juga Rama Bargawa tewas dan jiwanya merasuk. menyatu dengan Ramawijaya.
Versi ketiga menyebutkan. ketika Rama Bargawa dikalahkan Ramawijaya. ia bukan mati melainkan moksa. Karena tingginya iimu yang dimilikinya, dan karena ia telah menjalani darma secara benar. Rama Bargawa diangkal derajatnya selaraf dengan para dewa. Itulah sebabnya, Rama Parasu alias Rama Bargawa dalam kedudukan sebagai dewa, bersama tiga dewa lainnya, masih tampil mengiringi kepergian Sri Kresna sebagai duta, pada masa menjelang Baratayuda. Ketiga dewa lainnya adalah Batara Narada, Batara Janaka, dan Batara Kanwa.
Ada inkonsistensi dari cerita mengenai Rama Bargawa ini, pertama ternyata 2 diantara murid utamanya itu satria yaitu Bisma dan Karna tetapi tidak dibunuh, hanya dikutuk saja dan kedua sebagai wayang lintas batas kok dia bisa mati melawan Ramawijaya padahal dia juga guru Bisma dan Karna, disini terlihat bahwa cerita Rama Bargawa di Mahabarata “agak” dipaksakan.
Rama Bargawa adalah seorang brahmacarya, tidak pernah kawin sepanjang hidupnya, sehingga ia tidak punya keturunan.
http://topmdi.net/republikwayang/?p=327

Tidak ada komentar: