Jangan Sekalipun Melupakan Sejarahfree counters
Click for Kota Samarinda, Indonesia Forecast

Kamis, 16 Agustus 2012

BATARA KAMAJAYA

Kamajaya


BATARA KAMAJAYA, bersama istrinya, Dewi Kamaratih. dalam pewayangan dianggap sebaaai lambang keserasian pria-wanita serta dewa cinta kasih.




Kamajaya dan Kamaratih merupakan satu-satunya dewa-dewi yang bisa mati. tidak seperti dewa lain yang hidup kekal. Mereka tinggal di Kahyangan Cakrakembang.



Dalam pewayangan Batara Kamajaya adalah salah seorang putra Batara Ismaya alias Semar. Ibunya bernama Dewi Kanastren. Namun. menurut Kitab Mahabarata. Kamajaya adalah putra Batara Brama.



Kematian Kamajaya dan Kamaratih merupakan ujud cinta kasih di antara mereka. Cerita kematian Batara Kamajaya dan Kamaratih menurut dunia pewayangan yang disiarkan resmi adalah sebagai berikut.



Suatu saat Kahyangan Suralaya diserbu oleh raja raksasa yang bernama Prabu Nilarudraka dan bala tentaranya. Waktu itu Batara Guru tak ada di tempat karena sedang bertapa. Para dewa berusaha mempertahankan kahyangan ilu tetapi sia-sia. Bala tentara kahyangan kewalahan.



Beberapa dewa lalu menyusul Batara Guru dan berusaha membangunkan tapanya, tetapi gagal. Batara Guru ya kebangetan, bukannya bertugas ngatur kahyangan eh malah tapa, tapa tidur lagi … Karena serangan para raksasa pimpinan Prabu Nilarudraka makin menggebu. dan kahyangan makin terancam. Batara Kamajaya lalu mengambil panah sakli Pancawiyasa. Dengan panah itulah Kamajaya berhasil membangunkan Batara Guru dari tapanya.



Namun di luar dugaan ternyata Batara Guru malah ra terimo, marah sekali pada Batara Kamajaya karena tapanya diganggu… bangunin tapa kok pakai panah .. ya sakit toh. Dari matanya yang ke tiga, yakni yang terletak di dahi, keluar api berkobar membakar tubuh Batara Kamajaya …. Batari Kamaratih yang menyaksikan tubuh suaminya diamuk api, tanpa pikir panjang berlari dan menceburkan diri ke dalam kobaran api itu. Keduanya tewas bersama-sama.



Dalam lakon Cekel Indralaya, sewaktu Arjuna pergi dari Madukara dan menjadi pertapa, para Kurawa berusaha meminang Wara Subadra yang dianggapnya telah menjadi janda. Pada waktu itulah Batara Kamajaya turun ke dunia dan menyaru sebagai Arjuna, sehingga rumah tangga Arjuna selamat.



Mengenai kematian Kamajaya, ada versi lain lagi, yakni yang berdasarkan Serat Pustaka Raja, setelah Batara Kamajaya tewas. Dewi Ratih sambil menangis minta pada Batara Guru agar dirinya pun dibunuh. Mendengar tangis Dewi Ratih, Batara Guru luluh amarahnya, lalu dengan Tirta Amerta, yakni air penghidupan, Batara Kamajaya dihidupkan kembali.



Dalam seni kriya Wayang Kulit Purwa gagrak Surakarta, Batara Kamajaya merupakan satu-satunya dewa yang mengenakan gelung supit urang.



http://topmdi.net/republikwayang/?category_name=aksara-k



Tidak ada komentar: