Misteri eksekusi mati Imam DI/TII Kartosoewirjo terungkap
kartosoewirjo. blogspot.com
Misteri eksekusi mati Imam dan Pimpinan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo terungkap. Selama 50 tahun, pemerintah Soekarno dan Soeharto menyembunyikan lokasi eksekusi sang Imam untuk mencegah balas dendam dan reaksi para pengikutnya yang fanatik.
Selama ini Kartosoewirjo dipercaya masyarakat dieksekusi dan dikubur di Pulau Onrust, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Bahkan ada makam yang disebut sebagai makam sang imam di sana. Ternyata salah besar.
Adalah sejarawan dan budayan Fadli Zon yang membuka misteri yang tersimpan 50 tahun lalu itu. Lewat buku 'Hari terakhir Kartosoewirjo: 81 Foto Eksekusi mati Imam DI/TII', terungkap Kartosoewirjo dieksekusi mati dan dikuburkan di Pulau Ubi, Kepulauan Seribu.
Buku foto ini merangkai perjalanan akhir sang imam. Mulai makanan terakhir yang dimakannya, perjalanannya ke pulau, hingga ditembak mati tentara dan disalatkan serta dimakamkan.
"Sebuah fakta yang terkubur selama 50 Tahun, Kartosoewirjo dieksekusi September 1962," kata Fadli dalam undangan peluncuran bukunya yang digelar di Galeri Cipta II, Taman Ismail Marzuki (TIM), Jl Cikini Raya, Jakarta Pusat, Rabu (4/9).
Selain itu Fadli juga memamerkan 81 foto terakhir Kartosoewirjo. Pameran ini digelar mulai pukul 10.00 WIB hingga pukul 21.00 WIB.
Kartosoewirjo memproklamirkan berdirinya Negara Islam Indonesia (NII) 7 Agustus 1949 di Tasikmalaya, Jawa Barat. Soekarno kemudian mengirimkan tentara dari Divisi Siliwangi dan satuan-satuan lain untuk menumpas gerakan Kartosoewirjo.
Peperangan gerilya di belantara Jawa Barat berlangsung lama. Baru tahun 1962 gerakan ini dipatahkan. Kartosoewirjo ditangkap tentara Siliwangi saat bersembunyi dalam gubuk di Gunung Rakutak, Jawa Barat tanggal 4 Juni 1962.
Soekarno menjatuhkan hukuman mati pada Kartosuwiryo. Sebenarnya, Kartosoewirjo adalah sahabat karibnya. Dulu Soekarno, Muso dan Kartosoewirjo sama-sama ngekos di rumah Tjokroaminoto di Surabaya.
Tapi ketiganya akhirnya memilih ideologi dan jalan yang berbeda. Nasib Kartosoewirjo pun berakhir diterjang timah panas regu tembak tentara Soekarno.
[ian]Selama ini Kartosoewirjo dipercaya masyarakat dieksekusi dan dikubur di Pulau Onrust, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Bahkan ada makam yang disebut sebagai makam sang imam di sana. Ternyata salah besar.
Adalah sejarawan dan budayan Fadli Zon yang membuka misteri yang tersimpan 50 tahun lalu itu. Lewat buku 'Hari terakhir Kartosoewirjo: 81 Foto Eksekusi mati Imam DI/TII', terungkap Kartosoewirjo dieksekusi mati dan dikuburkan di Pulau Ubi, Kepulauan Seribu.
Buku foto ini merangkai perjalanan akhir sang imam. Mulai makanan terakhir yang dimakannya, perjalanannya ke pulau, hingga ditembak mati tentara dan disalatkan serta dimakamkan.
"Sebuah fakta yang terkubur selama 50 Tahun, Kartosoewirjo dieksekusi September 1962," kata Fadli dalam undangan peluncuran bukunya yang digelar di Galeri Cipta II, Taman Ismail Marzuki (TIM), Jl Cikini Raya, Jakarta Pusat, Rabu (4/9).
Selain itu Fadli juga memamerkan 81 foto terakhir Kartosoewirjo. Pameran ini digelar mulai pukul 10.00 WIB hingga pukul 21.00 WIB.
Kartosoewirjo memproklamirkan berdirinya Negara Islam Indonesia (NII) 7 Agustus 1949 di Tasikmalaya, Jawa Barat. Soekarno kemudian mengirimkan tentara dari Divisi Siliwangi dan satuan-satuan lain untuk menumpas gerakan Kartosoewirjo.
Peperangan gerilya di belantara Jawa Barat berlangsung lama. Baru tahun 1962 gerakan ini dipatahkan. Kartosoewirjo ditangkap tentara Siliwangi saat bersembunyi dalam gubuk di Gunung Rakutak, Jawa Barat tanggal 4 Juni 1962.
Soekarno menjatuhkan hukuman mati pada Kartosuwiryo. Sebenarnya, Kartosoewirjo adalah sahabat karibnya. Dulu Soekarno, Muso dan Kartosoewirjo sama-sama ngekos di rumah Tjokroaminoto di Surabaya.
Tapi ketiganya akhirnya memilih ideologi dan jalan yang berbeda. Nasib Kartosoewirjo pun berakhir diterjang timah panas regu tembak tentara Soekarno.
Rabu, 5 September 2012 11:30:47
Eksekusi Kartosoewirjo, bukti sang Imam bukan nabi
Eksekusi Kartosoewirjo. ©2012 Merdeka.com
Keluarga Imam Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DII/TII) Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo, bersyukur foto-foto eksekusi mati terungkap. Hal ini bisa membongkar rahasia yang terkubur selama 50 tahun.
Sebelumnnya beredar informasi simpang siur soal Kartosoewirjo. Ada yang bilang sang Imam hilang, tak mempan ditembak dan saat dieksekusi pelurunya mental. Hingga kabar eksekusi dilakukan di Pulau Onrust, Kepulauan Seribu.
"Ini meluruskan sejarah. Dalam kepercayaan kami memang semua manusia akan mati. Eksekusi ini membuktikan kalau Kartosoewirjo juga manusia biasa," kata anak bungsu Kartosoewirjo, Sardjono, saat diskusi buku Hari-hari terakhir Kartosoewirjo di TIM, Jl Cikini Raya, Jakarta Pusat, Rabu (5/9).
Sardjono tak mau sang imam disakralkan. Dia ingin ayahnya diperlakukan seperti manusia biasa. Didoakan, bukan dimintai doa seperti orang suci atau nabi.
"Kematian itu hanya perpindahan ruh untuk menemui penciptanya," kata dia.
Sardjono kemudian meminta izin untuk mengajak hadirin membacakan surah Al-Fatihah untuk ayahnya. Maka lantunan doa pun terlantun untuk sang imam yang 12 tahun bergerilya melawan Republik Indonesia.
Kartosoewirjo dieksekusi mati tahun 1962 di Pulau Ubi.
[did]Sebelumnnya beredar informasi simpang siur soal Kartosoewirjo. Ada yang bilang sang Imam hilang, tak mempan ditembak dan saat dieksekusi pelurunya mental. Hingga kabar eksekusi dilakukan di Pulau Onrust, Kepulauan Seribu.
"Ini meluruskan sejarah. Dalam kepercayaan kami memang semua manusia akan mati. Eksekusi ini membuktikan kalau Kartosoewirjo juga manusia biasa," kata anak bungsu Kartosoewirjo, Sardjono, saat diskusi buku Hari-hari terakhir Kartosoewirjo di TIM, Jl Cikini Raya, Jakarta Pusat, Rabu (5/9).
Sardjono tak mau sang imam disakralkan. Dia ingin ayahnya diperlakukan seperti manusia biasa. Didoakan, bukan dimintai doa seperti orang suci atau nabi.
"Kematian itu hanya perpindahan ruh untuk menemui penciptanya," kata dia.
Sardjono kemudian meminta izin untuk mengajak hadirin membacakan surah Al-Fatihah untuk ayahnya. Maka lantunan doa pun terlantun untuk sang imam yang 12 tahun bergerilya melawan Republik Indonesia.
Kartosoewirjo dieksekusi mati tahun 1962 di Pulau Ubi.
Rabu, 5 September 2012 10:40:27
Kartosoewirjo makan rendang dan merokok sebelum ditembak mati
Kartosoewirjo (repro). ©2012 Merdeka.com
Imam Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DII/TII) dieksekusi mati Bulan September 1962. Sebelum ditembak mati, tentara mempertemukan Kartosoewirjo dengan pihak keluarga untuk terakhir kali.
Pada kesempatan itu juga Kartosoewirjo makan untuk terakhir kali. Menu yang disajikan adalah rendang. Saat itu ada istri dan enam anak Kartosoewirjo.
Kartosoewirjo sendiri tidak mau makan. Sementara istrinya kepedasan. Anak-anaknya menyantap makanan itu sampai habis. Demikian pameran foto Hari-Hari Terakhir Kartosoewirjo yang dipamerkan di TIM, Jl Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (5/9).
Kartosoewirjo kemudian minum kopi sambil memberikan pesan terakhir pada keluarganya. Dia lalu melepas jam Rolex untuk diwariskan pada keluarganya.
Dia sempat merokok dengan tangan terborgol sebelum masuk ke mobil tahanan untuk kemudian dibawa ke pulau Ubi, Kepulauan Seribu dan ditembak mati.
[ren]Pada kesempatan itu juga Kartosoewirjo makan untuk terakhir kali. Menu yang disajikan adalah rendang. Saat itu ada istri dan enam anak Kartosoewirjo.
Kartosoewirjo sendiri tidak mau makan. Sementara istrinya kepedasan. Anak-anaknya menyantap makanan itu sampai habis. Demikian pameran foto Hari-Hari Terakhir Kartosoewirjo yang dipamerkan di TIM, Jl Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (5/9).
Kartosoewirjo kemudian minum kopi sambil memberikan pesan terakhir pada keluarganya. Dia lalu melepas jam Rolex untuk diwariskan pada keluarganya.
Dia sempat merokok dengan tangan terborgol sebelum masuk ke mobil tahanan untuk kemudian dibawa ke pulau Ubi, Kepulauan Seribu dan ditembak mati.
Rabu, 5 September 2012 10:58:22
4 Permintaan Kartosoewirjo pada Soekarno sebelum mati
kartosoewirjo. blogspot.com
Imam Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DII/TII) Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo mengakhiri pemberontakannya dan ditangkap bulan Juni 1962 oleh tentara Republik Indonesia. Dia kemudian diadili secara kilat dan dijatuhi hukuman mati.
Kartosoewirjo sempat meminta grasi pada Presiden Soekarno, tapi ditolak. Dia pun akhirnya meminta empat hal pada Soekarno.
"Ada permintaan terakhir bapak. Ada empat," kata anak bungsu Kartosoewirjo, Sardjono, saat diskusi buku Hari-hari terakhir Kartosoewirjo di TIM, Jl Cikini Raya, Jakarta Pusat, Rabu (5/9).
Permintaan tersebut adalah bertemu dengan perwira-perwira terdekat Kartosoewirjo. Permintaan ini ditolak karena akan menimbulkan dampak politik.
Permintaan kedua, eksekusi mati disaksikan perwakilan keluarga. Permintaan ini juga ditolak. Yang ketiga, jenazah dikembalikan pada pihak keluarga. Ini juga ditolak.
"Permintaan keempat, agar dipertemukan dengan pihak keluarga untuk terakhir kalinya. Permintaan ini yang dikabulkan," kata Sardjono.
Maka sang imam besar pun dipertemukan dengan keluarganya untuk terakhir kali. Mereka makan bersama dan mengobrol untuk terakhir kali di rumah tahanan militer, Jakarta.
Setelahnya Kartosoewirjo dibawa ke Pulau Ubi dan ditembak mati regu penembak.
[did]Kartosoewirjo sempat meminta grasi pada Presiden Soekarno, tapi ditolak. Dia pun akhirnya meminta empat hal pada Soekarno.
"Ada permintaan terakhir bapak. Ada empat," kata anak bungsu Kartosoewirjo, Sardjono, saat diskusi buku Hari-hari terakhir Kartosoewirjo di TIM, Jl Cikini Raya, Jakarta Pusat, Rabu (5/9).
Permintaan tersebut adalah bertemu dengan perwira-perwira terdekat Kartosoewirjo. Permintaan ini ditolak karena akan menimbulkan dampak politik.
Permintaan kedua, eksekusi mati disaksikan perwakilan keluarga. Permintaan ini juga ditolak. Yang ketiga, jenazah dikembalikan pada pihak keluarga. Ini juga ditolak.
"Permintaan keempat, agar dipertemukan dengan pihak keluarga untuk terakhir kalinya. Permintaan ini yang dikabulkan," kata Sardjono.
Maka sang imam besar pun dipertemukan dengan keluarganya untuk terakhir kali. Mereka makan bersama dan mengobrol untuk terakhir kali di rumah tahanan militer, Jakarta.
Setelahnya Kartosoewirjo dibawa ke Pulau Ubi dan ditembak mati regu penembak.
Rabu, 5 September 2012 10:40:27
Kartosoewirjo makan rendang dan merokok sebelum ditembak mati
Kartosoewirjo (repro). ©2012 Merdeka.com
Imam Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DII/TII) dieksekusi mati Bulan September 1962. Sebelum ditembak mati, tentara mempertemukan Kartosoewirjo dengan pihak keluarga untuk terakhir kali.
Pada kesempatan itu juga Kartosoewirjo makan untuk terakhir kali. Menu yang disajikan adalah rendang. Saat itu ada istri dan enam anak Kartosoewirjo.
Kartosoewirjo sendiri tidak mau makan. Sementara istrinya kepedasan. Anak-anaknya menyantap makanan itu sampai habis. Demikian pameran foto Hari-Hari Terakhir Kartosoewirjo yang dipamerkan di TIM, Jl Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (5/9).
Kartosoewirjo kemudian minum kopi sambil memberikan pesan terakhir pada keluarganya. Dia lalu melepas jam Rolex untuk diwariskan pada keluarganya.
Dia sempat merokok dengan tangan terborgol sebelum masuk ke mobil tahanan untuk kemudian dibawa ke pulau Ubi, Kepulauan Seribu dan ditembak mati.
[ren]Pada kesempatan itu juga Kartosoewirjo makan untuk terakhir kali. Menu yang disajikan adalah rendang. Saat itu ada istri dan enam anak Kartosoewirjo.
Kartosoewirjo sendiri tidak mau makan. Sementara istrinya kepedasan. Anak-anaknya menyantap makanan itu sampai habis. Demikian pameran foto Hari-Hari Terakhir Kartosoewirjo yang dipamerkan di TIM, Jl Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (5/9).
Kartosoewirjo kemudian minum kopi sambil memberikan pesan terakhir pada keluarganya. Dia lalu melepas jam Rolex untuk diwariskan pada keluarganya.
Dia sempat merokok dengan tangan terborgol sebelum masuk ke mobil tahanan untuk kemudian dibawa ke pulau Ubi, Kepulauan Seribu dan ditembak mati.
Rabu, 5 September 2012 16:25:04
Jam tangan Rolex warisan Kartosoewirjo hilang dimaling
Eksekusi Kartosoewirjo. ©2012 Merdeka.com
Sebelum dieksekusi, Imam Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo melepaskan jam tangan mewah Rolex miliknya. Dia kemudian menyerahkan jam ini pada tentara untuk kemudian diserahkan pada keluarganya.
Jam Rolex terkenal mahal. Hal ini menunjukkan gaya hidup sang imam ternyata tidak sepuritan yang digambarkan. Saat itu rasanya hanya Perdana Menteri Sjahrir yang jamnya Rolex. Sjahrir memang dikenal flamboyan.
"Dulu jam itu diwariskan ke anak bungsu Kartosoewirjo, Sardjono. Tapi rumah Sardjono dulu kemasukan pencuri. Jam itu hilang dicuri," kata sejarawan Fadli Zon saat diskusi buku Hari-hari terakhir Kartosoewirjo di TIM, Jl Cikini Raya, Jakarta Pusat, Rabu (5/9).
Sardjono yang turut hadir sebagai pembicara mengiyakan sambil tersenyum. Dia pun membenarkan tak ada warisan berharga lain yang diwariskan ayahnya. Dari tahun 1949 hingga 1962, Kartosoewirjo bergerilya di belantara Jawa Barat untuk melawan pemerintah Republik Indonesia.
Sardjono menjelaskan ayahnya memang tak punya permintaan lain-lain saat divonis hukuman mati. Dia mengaku hanya ingin cepat bertemu penciptanya.
"Beliau ingin melihat apa yang dihasilkan dari perjuangannya di sisi penciptanya," kata Sardjono.
Kartosoewirjo dieksekusi mati September 1962. Hal ini mengakhiri pemberontakan DI/TII di Jawa Barat.
[ian]KOMENTAR:Sekarmaji Maridjan Kartosuwiryo bersalah karena melakukan Pemberontakkan bersenjata terhadap Republik Indonesia dengan mendirikan Darul Isllam/Negara Islam Indonesia yang diprolamirkan tanggal 7 Agustus 1949 di Limbangan Garut Jawa Barat.Pemberontakan ini berlangsung sampai tahun 1962.Dalam pemberontakan ini terjadi beberapa kali percobaan Pembunuhan terhadap Bung Karno.sebagai Presiden Republik Indonesia yang syah.Pemberontakan ini diikuti pula oleh Kahar Muzakar di Sulawesi Selatan,Ibnu Hajar di Kalimantan Selatan dan Daud Beureuh di Aceh.Pemberontakan disaat Indonesia baru merdeka ini adalah suatu Pengkhianatan besar terhadap perjuangan Proklamasi Kemerdekaan Bangsa Indonesia 17 Agustus 1945.Jam Rolex terkenal mahal. Hal ini menunjukkan gaya hidup sang imam ternyata tidak sepuritan yang digambarkan. Saat itu rasanya hanya Perdana Menteri Sjahrir yang jamnya Rolex. Sjahrir memang dikenal flamboyan.
"Dulu jam itu diwariskan ke anak bungsu Kartosoewirjo, Sardjono. Tapi rumah Sardjono dulu kemasukan pencuri. Jam itu hilang dicuri," kata sejarawan Fadli Zon saat diskusi buku Hari-hari terakhir Kartosoewirjo di TIM, Jl Cikini Raya, Jakarta Pusat, Rabu (5/9).
Sardjono yang turut hadir sebagai pembicara mengiyakan sambil tersenyum. Dia pun membenarkan tak ada warisan berharga lain yang diwariskan ayahnya. Dari tahun 1949 hingga 1962, Kartosoewirjo bergerilya di belantara Jawa Barat untuk melawan pemerintah Republik Indonesia.
Sardjono menjelaskan ayahnya memang tak punya permintaan lain-lain saat divonis hukuman mati. Dia mengaku hanya ingin cepat bertemu penciptanya.
"Beliau ingin melihat apa yang dihasilkan dari perjuangannya di sisi penciptanya," kata Sardjono.
Kartosoewirjo dieksekusi mati September 1962. Hal ini mengakhiri pemberontakan DI/TII di Jawa Barat.
1 komentar:
Terus berkarya dan teruslah menambah bahan bacaan sejarah lain dalam blog ini
#terimakasih
Posting Komentar