Jangan Sekalipun Melupakan Sejarahfree counters
Click for Kota Samarinda, Indonesia Forecast

Minggu, 21 Oktober 2012

Samba

Figur Wayang






Raden Samba dalam penggambaran wayang kulit buatan Kaligesing Purworejo,

koleksi museum Tembi Rumah Budaya (foto: Sartono)



Samba

Raden Samba dan Gunadewa adalah saudara kandung, lahir dari rahim Dewi Jembawati yang berpasangan dengan Prabu Kresna, Raja Dwarawati. Walupun keduanya sama-sama tampan, Gunadewa mempunyai ekor panjang dan kulinya penuh bulu seperti layaknya seekor kera. Keadaan Gunadewa yang demikian tersebut dapat dimaklumi karena Dewi Jembawati adalah anak Kapi Jembawan yang adalah seekor kera prajurit Prabu Ramawijaya. Oleh karena keadaan yang demikian, Prabu Kresna dan juga Dewi Jembawati lebih menyayangi Raden Samba. Dengan perhatian dan kasih sayang yang berlebih dari Prabu Kresna, Samba tumbuh menjadi pemuda yang kurang mandiri dan manja.



Sejarah hidup Samba tidaklah mulus, bahkan dapat dikatakan kelam. Pasalnya ia mencintai Hagnyanawati, isteri Prabu Setija, kakaknya sendiri lain ibu. Cinta Samba itulah yang kemudian berujung maut. Dikarenakan tidak rela Samba memadu kasih dengan istrinya, Prabu Setija murka, dan Samba menjadi korban.



Peristiwa tersebut dapat diibaratkan seperti ‘kriwikan dadi grojogan. Peristiwa yang semula kecil, dengan amat cepat menjadi besar. Berawal dari permusuhan adik dan kakak kemudian berkembang menjadi perang besar yang disebut dengan perang Gujalisuta, perang antara bapak dan anak yang masing-masing melibatkan negara besar. Kisah tersebut dalam pewayangan diberi judul “Samba Sebit. ” Samba dibunuh secara aniaya oleh Setija kakaknya.



Semasa hidupnya Samba tinggal di ksatriyan Paranggaruda. Dengan Hagnyanawati Samba meninggalkan anak satu yang diberi nama Danurwenda.



herjaka HS

Tidak ada komentar: