Jangan Sekalipun Melupakan Sejarahfree counters
Click for Kota Samarinda, Indonesia Forecast

Senin, 24 September 2012

Kereta listrik bekas buat penumpang Jakarta

Kereta listrik bekas buat penumpang Jakarta

Senin, 24 September 2012 06:15:00
Reporter: Idris Rusadi Putra

Kereta listrik bekas buat penumpang Jakarta
krl jepang. merdeka.com/arie basuki
Masyarakat Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi dan Tangerang, pastinya sudah tak asing lagi dengan layanan kereta api listrik. Kereta menjadi alternatif pilihan untuk pulang dan pergi ke pusat perkantoran di Jakarta ditengah kemacetan ibu kota. Padahal, cikal bakal kereta komuter berasal dari hibah 72 unit kereta rel listrik .
Dari jumlah tersebut, sebanyak 50 unit gerbong bisa langsung digunakan dan dioperasikan sebagai rangkaian KRL Pakuan yang melayani rute Jakarta – Bogor, pulang pergi. Kini, PT KAI commuter telah melakukan 565 perjalanan per hari. Namun, tetap saja, jumlah penumpang melebihi kapasitas dan masih dijumpai penumpang yang naik di atas kereta. Dan hampir semua kereta listrik yang digunakan adalah kereta bekas. Dengan keterbatasan dana dan bukan lagi Badan Usaha Milik Negara, tapi hanya anak perusahaan PT KAI, membuat PT KAI commuter, hanya mengandalkan pendapatan dari penumpang dan sudah tidak adanya dana sumbangan dari pemerintah lewat program publik service obligation (PSO). September ini, PT KAI commuter akan kedatangan 60 kereta bekas sehingga akan membuat ongkos perawatan juga naik. Pengamat Kebijakan Publik Agus Pambagio menyatakan saat ini, rata rata biaya operasional PT KAI Komuter, Rp 7000 sekali jalan. Hal ini membuat PT KAI commuter harus menaikkan harga tiket. "Itu baru untuk operasional saja. Belum lagi untuk perawatan mereka dan gaji pegawai," katanya. Dia mengatakan pembelian kereta bekas, bukan tampa alasan. PT KAI harus merogoh kocek lebih dalam jika membeli barang baru. Kereta bekas saat ini paling realistis di beli PT KAI commuter untuk menambah perjalanan dan kapasitas penumpang. Paling tidak, harga kereta bekas Rp 1 miliar sedangkan kalau baru harganya 15 miliar. "Tugas pemerintah untuk menciptakan lapangan pekerjaan biar kemampuan masyarakat naik," katanya. Anggota Komisi BUMN DPR, Ferrari Roemawi menilai langkah PT KAI, memesan kereta bekas adalah hal yang wajar. Hal ini karena keterdesakan kebutuhan untuk menambah penumpang yang bisa diangkut. "Tidak apa-apa beli kereta bekas, asal kita bisa gunakan maksimal, bisa bekerja dengan baik kereta nya. Karena biaya atau ongkos belum nambah nambah," ujarnya pada merdeka.com, Minggu (23/9). DPR menilai saat ini layanan kereta api komuter sudah cukup memuaskan dan ada peningkatan. Jika akhirnya harus menaikkan harga tiket merupakan hal yang biasa."Wajarlah Rp 2000 naik. Saya rasa juga tidak begitu memberatkan," katanya. Sampai berita ini tayang, PT KAI dan KAI commuter belum memberikan tanggapan atas rencana pembelian kereta bekas tersebut. Dihubungi lewat telepon, pejabat PT KAI tidak merespon panggilan merdeka.com





[arr]



Alasan di balik kenaikan tarif KRL

Jumat, 21 September 2012 11:13:00
Reporter: Idris Rusadi Putra

Alasan di balik kenaikan tarif KRL
krl. merdeka.com/Imam Buhori
PT KAI Commuter Jabodetabek (PT KCJ) berencana menaikkan tarif KRL commuter line Jabodetabek sebesar Rp 2.000. Tarif baru tersebut rencananya mulai berlaku 1 Oktober 2012. Kenaikan tarif moda transportasi massal ini mendapat respon beragam. Ada yang mengeluhkan, ada pula yang mendukung.
Salah satunya yang mendukung rencana tersebut adalah pengamat transportasi dan kebijakan publik Agus Pambagio. Dia memiliki analisis dan pandangan sendiri atas kebijakan itu. Menurutnya, ada alasan di balik kebijakan tersebut.
"Sekarang mereka kan bukan BUMN, anak perusahaan PT KAI commuter line itu jadi mereka tidak dapat subsidi (public service obligation/PSO). Jadi kalau mereka tidak menaikkan tarif mereka mau jadi apa," ungkap Agus kepada merdeka.com, Jumat (21/9).
Dia menjelaskan, commuter line AC tidak mendapat subsidi dari pemerintah. Di sisi lain, rata-rata biaya operasional cukup besar. Belum lagi, kata dia, untuk perawatan dan gaji pegawai. Menurutnya, kenaikan tarif tidak lepas dari ketidakpedulian pemerintah terhadap fasilitas publik yang seharusnya mendapat dukungan penuh. Tarif bisa ditekan lebih murah jika ada suntikan dana dari pemerintah untuk PT KCJ.
"Pemerintah ini tidak care, kalau pemerintah care pemerintah bisa memberikan subsidi setelah spin off dari PT KAI," jelasnya.
Dalam pandangannya, kenaikan tarif jangan dilihat dari layak atau tidak. Terlebih jika dikaitkan dengan pelayanan PT KAI. Jika dilihat dari sisi pelayanan, PT KAI sebagai induk perusahaan dinilai sudah membuktikan perbaikan dalam pelayanan kepada penumpang.
Walaupun belum sempurna, lanjut dia, minimal sudah terlihat upaya perbaikan pelayanan. "Mereka bisa mengusir calo. Coba lihat sekarang ke stasiun sudah tidak ada calo. PT KAI paling hebat memperbaiki kinerjanya," katanya.
Besaran kenaikan tarif yang direncanakan sebesar Rp 2.000, diyakini tidak akan memberatkan masyarakat yang sehari-hari mengandalkan kereta sebagai alat transportasinya. Agus memahami, kenaikan tarif dilakukan untuk biaya perawatan serta perbaikan sarana dan prasarana yang dimiliki.
"Jadi kenaikan ini tidak ada cerita lagi, kalau tidak naik nanti dari mana biaya operasinya, dia bukan subsidi untuk merawat AC, menggaji pegawai. Bukan masalah layak atau tidak layak," tegasnya.
Hal serupa disampaikan Manajer Komunikasi Perusahaan PT KAI Commuter Jabodetabek Eva Chairunisa. "Yang dinaikkan itu Commuter Line, kereta AC yang tidak ada subsidinya dari pemerintah. Jadi, kami harus biayai sendiri. Tujuan pokoknya, sebenarnya akan kami kembalikan untuk peningkatan keandalan KRL,” jelasnya.
[noe]

Janji PT KAI pada penumpang setia KRL

Jumat, 21 September 2012 10:29:00
Reporter: Novita Intan Sari

Janji PT KAI pada penumpang setia KRL
krl. merdeka.com/Imam Buhori
Rencana PT Kereta Api Indonesia (KAI) menaikkan tarif Kereta Rel Listrik (KRL) Commuter Line Jabodetabek, sempat mengundang perhatian Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan. Beberapa waktu lalu, Dahlan menyampaikan bahwa kenaikan tarif jangan dijadikan alasan untuk meningkatkan pelayanan bagi penumpang. Dalam pandangannya, pelayanan tidak ada kaitannya dengan kenaikan tarif. Tarif kereta rel listrik (KRL) commuter line AC se-Jabodetabek akan naik Rp 2.000 dari harga sebelumnya. Tarif baru tersebut rencananya akan mulai berlaku awal bulan depan. PT KAI mengakui, ada tuntutan di balik kenaikan tarif commuter line. PT KAI dituntut memperbaiki fasilitas serta infrastruktur demi kenyamanan penumpang setianya. Salah satu janji PT KAI adalah memperbaiki kondisi di dalam gerbong kereta. "Kalau jadi kita naikkan, kita akan memperbaiki AC lalu peron yang pendek kita tinggikan, ini sudah dirancang sebelumnya," ujar Staff Informasi Kereta Commuter Line Jabodetabek (KCJ) Kebayoran Lama, Murtasiah kepada merdeka.com, Jumat (21/9). Pihaknya meyakini, kenaikan tarif KRL commuter tidak serta merta menggerus jumlah penumpang. Sejauh ini KRL masih menjadi primadona moda transportasi andalan masyarakat. Dia menuturkan, bukan tidak mungkin jumlah penumpang justru semakin bertambah banyak. Pihaknya telah menyiapkan strategi untuk mengurangi kapasitas penumpang."Harapannya tidak ada penumpang yang menunggu terlalu lama dan berjubel," katanya. Murtasih menuturkan, pihaknya terus melakukan berbagai persiapan dan kajian-kajian mendalam untuk merealisasikan kenaikan tarif. Termasuk kepastian tarif baru yang mulai berlaku 1 Oktober 2012. Berikut daftar kenaikan tiket KRL Commuter Line per 1 Oktober 2012. Untuk Relasi Bogor-Jakarta/Jatinegara: Rp 9.000 Untuk Relasi Depok-Bogor: RP 8.000 Untuk Relasi Depok-Jakarta/Jatinegara: Rp 8.000 Untuk Relasi Bekasi-Jakarta/Stasiun Transit: Rp 8.500 Untuk Relasi Parung Panjang/Serpong-Tanah Abang/Stasiun Transit: Rp 8.000 Untuk Relasi Tangerang-Duri/Stasiun Transit: Rp 7.500

[noe]

Penumpang setia KRL keluhkan rencana kenaikan tarif

Jumat, 21 September 2012 09:27:21
Reporter: Novita Intan Sari

Penumpang setia KRL keluhkan rencana kenaikan tarif
KRL commuter. ©2012 Merdeka.com
PT Kereta Api Indonesia berencana menaikkan tarif Kereta Rel Listrik (KRL) Commuter Line AC sebesar Rp 2.000 dari tarif saat ini. Kebijakan tersebut rencananya mulai berlaku pada 1 Oktober 2012. Sejauh ini, KRL termasuk moda transportasi yang menjadi primadona. Warga Jakarta dan sekitarnya, masih mengandalkan KRL sebagai transportasi yang cukup efektif. Pengguna KRL commuter pun semakin meningkat. Akibatnya, masih terlihat pemandangan penumpukan penumpang dalam satu gerbong.Tidak heran jika banyak penumpang 'setia' KRL yang merespon negatif rencana kenaikan tarif KRL commuter Jabodetabek. Alasannya, kebijakan tersebut dinilai tidak sejalan dengan pelayanan serta fasilitas yang belum maksimal.Salah satu penumpang setia KRL commuter, Novi, 18 tahun, mengaku tidak setuju dengan kebijakan tersebut. Menurutnya, tarif KRL commuter belum sepantasnya naik. "Tidak setuju sama sekali, soalnya harga ini sangat memberatkan apalagi AC di dalam kereta sering mati," keluh Novi kepada merdeka.com, Jumat (21/9). Penumpang lainnya, Affandi, 26 tahun, menuturkan hal yang sama. Dalam pandangannya, jika ingin menaikkan tarif, PT KAI harus mengedepankan pelayanan dan kualitasnya terlebih dahulu.Sejauh ini, fasilitas dan pelayanan yang ada belum maksimal. Affandi memberi catatan pada tingkat keamanan dan kenyamanan bagi penumpang yang selama ini kurang diperhatikan. Benny, 28 tahun, juga punya pandangan yang sama atas rencana kenaikan tarif KRL commuter Jabodetabek yang selama ini menjadi transportasi andalannya. Menurutnya, peningkatan pelayanan mutlak dilakukan dan harus menjadi jaminan dari rencana kenaikan tarif. "Kalau mau disetujui (kenaikan tarif) harus timbal balik sama penumpang KRL ya, jangan cuma bisa menaikkan harga tarif doang, kenyamanan sampai keamanan juga harus ditingkatkan," ujar Benny. Manager Komunikasi Perusahaan PT KAI Commuter Jabodetabek Eva Chairunisa berjanji mendengarkan keluhan dan saran dari penumpang setia KRL. Kebijakan kenaikan tarif akan sejalan dengan berbagai upaya peningkatan sarana dan prasarana serta pelayanan. "Penyesuaian tarif ini untuk meningkatkan kehandalan sarana dan prasarana KRL Commuter Line," kata Eva saat dihubungi, Kamis (20/9). PT KAI mengaku sudah membeli 30 rangkaian gerbong kereta untuk menekan jumlah kepadatan penumpang yang selalu menjadi catatan negatif selama ini.

[noe]
http://www.merdeka.com/uang/kereta-listrik-bekas-buat-penumpang-jakarta.html

KOMENTAR:Coba deh berpikir untuk memproduksi sendiri

1 komentar:

orangjava mengatakan...

Yang aku heran, mengapa Indonesia selalu beli barang rongsokan, yang seharusnya dibuang, dari Kapal Terbang sampe Kapal Laut...Korup???