Jangan Sekalipun Melupakan Sejarahfree counters
Click for Kota Samarinda, Indonesia Forecast

Minggu, 18 November 2012

“Hartono KKO”, Tragedi Loyalis Bung Karno

“Hartono KKO”, Tragedi Loyalis Bung Karno


Pertama, saya harus menulis “Hartono KKO” untuk membedakan antara Letnan Jenderal (KKO) Hartono dengan nama-nama Hartono lainnya. Dia adalah satu di antara sekian banyak jenderal loyalis Bung Karno. Dia adalah satu di antara elite militer negeri kita pada masanya, yang begitu loyal kepada presidennya. Ucapan yang terkenal dari Hartono adalah, “Putih kata Bung Karno, Putih kata KKO. Hitam kata Bung Karno, Hitam kata Bung Karno”. Akibat statemen itu, tak lama kemudian di Jawa Timur, prajurit KKO berdemo dan membentang poster bertuliskan, “Pejah-gesang Melu Bung Karno”… yang artinya, Mati-Hidup Ikut Bung Karno. Ini adalah nukilan sejarah yang terjadi tahun 1966.
Tahun 1966 adalah tahun genting. Tahun transisi pemerintahan dari Bung Karno ke Soeharto. Dengan dukungan Kostrad (baca: Angkatan Darat), serta back-up asing, Soeharto makin mengukuhkan dominasi politiknya. Melalui jalan merangkak, satu per satu kekuataan Bung Karno dipreteli. Kewenangan yang dikebiri, hingga penggantian sebagian besar anggota DPR-MPR dengan kader-kader karbitan yang pro Soeharto, sehingga memuluskan semua proses penggulingan Bung Karno, yang seolah-olah konstitusional.
Kembali ke Hartono KKO. Dia termasuk elite militer yang mengetahui adanya gelagat mencurigakan sebelum peristiwa Gestok. Bukan itu saja, Hartono juga termasuk yang mencurigai Soeharto sebagai “master mind” di balik Gestok. Pernah suatu hari, dia bersama Waperdam Chaerul Saleh diutus Bung Karno untuk menyampaikan sepucuk surat kepada Soeharto sebagai pelaksana Supersemar. Intinya adalah, meluruskan hakikat Supersemar, termasuk melarang Soeharto mengambil tindakan-tindakan politik yang menjadi wewenang Presiden. Jawab Soeharto, “Sampaikan ke Bapak, itu tanggung jawab saya.”
Sebagai jenderal pasukan elite, mendidih hati Hartono. Meradang amarah demi melihat sesama prajurit (meski beda angkatan) tetapi berani menentang panglima tertinggi. Karena itu pula, tidak sekali dua, Hartono meminta izin Bung Karno untuk mengerahkan kekuatan KKO menggempur Soeharto dan semua anasir militer yang dia kendalikan untuk menggulingkan Bung Karno.
Peta kekuatan militer saat itu, sangat memungkinkan untuk menumpas Soeharto dan pasukannya, mengingat, angkatan lain, Laut, Udara, dan Kepolisian bisa dibilang mutlak berdiri di belakang Bung Karno. Bahkan beberapa divisi Angkatan Darat, juga tegas-tegas menyatakan loyal kepada Bung Karno. Sejarah menghendaki lain. Bung Karno melarang. Bung Karno tidak ingin persatuan dan kesatuan bangsa yang ia perjuangkan sejak remaja hingga menjadi presiden, kemudian hancur kembali oleh perang saudara, hanya demi membela dirinya. Bung Karno pasang badan untuk menjadi tumbal persatuan Indonesia.
Ketidakharmonisan hubungan Hartono – Soeharto, disadari benar bisa menjadi “ancaman” bagi berdirinya Orde Baru. Karena itu, pelan tapi pasti, dengan penyelewengan kewenangan, Soeharto mulai menghabisi lawan-lawan (nyata) politiknya, maupun loyalis Bung Karno semata. Seorang Sukarnois saat itu, bisa dengan mudah dijebloskan ke penjara.
Akan halnya Hartono, Soeharto tidak berani berhadapan muka, kecuali dengan “membuangnya” ke Pyongyang, Korea Utara, dengan dalih tugas sebagai Dubes Luar Biasa pada tahun 1968. Tiga tahun menjadi Dubes di Korea Utara, Hartono dipanggil ke Jakarta pada tahun 1971. Ia pulang sendiri, istri dan anak-anaknya masih di Pyongyang. Ia kemudian dikabarkan meninggal bunuh diri dengan cara menembakkan pistol ke kepalanya. Kisah bunuh diri itu disebutkan terjadi di kediaman Hartono, Jl. Prof. Dr. Soepomo, Menteng, Jakarta Pusat pada pagi hari pukul 05.30. Begitu bunyi statemen resmi rezim Orde Baru.
Ironis. Sebab, jenazah Hartono tidak divisum di rumah sakit netral seperti RSAL atau RSCM, melainkan dibawa ke RSPAD Gatot Subroto. Dari RSPAD baru kemudian jenazah disemayamkan di kediaman, untuk sejurus kemudian dimakamkan di TMP Kalibata, Jakarta Selatan, dengan inspektur upacara KSAL, Laksamana Madya Soedomo.
Kabar bunuh diri Jenderal KKO Hartono, begitu sulit dinalar akal sehat. Dua pentolan TNI-AL, seperti Letjen KKO Ali Sadikin dan Laksamana Madya Rachmat Sumengkar, Wakil KSAL, adalah sedikit dari sekian banyak orang yang meragukan Hartono meninggal bunuh diri. Kuat dugaan Hartono adalah korban pembunuhan.
Tak terkecuali, Grace, istri Hartono dan putrinya yang masih berada di Pyongyang. Betapa shock dan terpukul demi mendengar kabar suaminya meninggal akibat bunuh diri. “Suami saya meninggal 6 Januari 1971, tanggal di mana seharusnya dia kembali ke Pyongyang. Belakangan saya mendapat informasi, pagi sebelum meninggal, ada dua orang yang datang ke rumah,” ujar Grace. Nah, dua orang misterius inilah yang diduga membunuh Hartono di pagi buta itu, dengan cara menembak kepalanya di tempat tidur.
Grace dan keluarganya bahkan tidak dihadirkan segera. Tercatat dia baru bisa mendarat di Jakarta dua minggu setelah kematian suaminya. “Seminggu setelah suami saya meninggal, Menlu Adam Malik menghubungi saya. Dia berjanji akan memberi penjelasan detail menganai kematian suami saya. Janji yang tidak pernah ditepati,” ujar Grace pula.
Setiba di rumah, makin kuat dugaan bahwa suaminya memang dibunuh. Ia menyebutkan, menemukan sebuah lubang peluru di dinding kamar. Ini adalah hal yang janggal. Kemudian, kejanggalan lain adalah, tidak terdengarnya suara letusan pistol pada pagi buta itu. “Penggunaan alat peredam tembakan, hanya dilakukan oleh para pembunuh. Bukan oleh orang yang bunuh diri,” tandasnya. Ihwal alasan mengapa suaminya dibunuh, Grace hanya mengatakan, “Mungkin Bapak mengetahui suatu rahasia besar.” (roso daras)

Majalah Yang Tak Lagi Dikenal

05 Jul 2012 02:05:00
KABAR ANYAR

Majalah Yang Tak Lagi Dikenal

Majalah Yang Tak Lagi Dikenal
Kita bisa melihat, majalah yang pernah ada dan kini tidak terbit lagi. Namun bukan berarti majalah yang pernah terbit itu sama sekali tidak bisa ditemukan, setidaknya bisa dilihat di perpustakaan daerah, atau perpustakaan milik pemerintah. Atau juga bisa melihat pada kolektor buku tua atau majalah-majalah lama. Atau juga setidaknya, ada orang yang masih ‘peduli’ meski bukan kolektor, menyimpan sejumlah nomor majalah yang tidak lagi terbit, dan mungkin malah tidak lagi ‘dikenali’.

Setidaknya seperti seorang anak muda, yang namanya Martin. Dia tinggal di dua tempat, Bali dan Surabaya. Di dua kota ini dia sering bolak-balik. Di Surabaya dia tinggal ditempat saudaranya, dan di Surabaya inilah Martin masih menyimpan sejumlah majalah, yang tidak lagi terbit dan, rasanya kita juga tidak mengenali nama majalah itu. ‘Sketsmasa’ nama majalah itu, terbit tahun 1960-an. Ada edisi tahun 1964 dan tahun-tahun sebelumnya. Sebulan dua kali terbit, maka di majalahnya ditulis ‘majalah tengah bulanan’.

Kalau melihat isinya, setiap edisi selalu saja ada foto Bung Karno, dan tulisan mengenai Bung Karno, apalagi slogan majalahnya menyiratkan dari pikiran Bung Karno, yakni ‘Adil Makmur lewat Manipol Usdek’. Dari isi majalah dan slogannya, rasanya ‘Sketsmasa’ majalah untuk propaganda Soekarno, atau setidaknya mendistribusikan pikiran-pikiran Soekarno. Tapi bisa juga, pada masa majalah ini terbit, tidak bisa lepas dari ideologi negera, seperti halnya media di era orde baru yang tidak bisa alpa terhadap Pancasila.
Sebagai contoh, salah satu edisi ‘Sketmasa’ no 19 Th VII 1964, menghadirkan tema ‘Unsur Seni Budaya dalam Revolusi 45’. Tema ini ditulis di cover majalah dengan huruf kapital. Dari segi fisik, ‘Sketsmasa’ dicetak menggunakan kertas koran. Kertas sampulnya menggunakan kertas yang sama, hanya diberi warna. Setidaknya ada dua warna pada cover. Pada edisi yang disebut sebagai contoh ini latar belakang covernya berwarna hijau. Tulisan tema berwarna putih dan logo majalah berwarna merah.
Majalah Yang Tak Lagi Dikenal
Pada tulisan utama, yang diberi judul ‘Unsur Seni budaya dalam Revolusi ‘45’ yang ditulis oleh Amak Sarifudin, dan disingkat menjadi Amak S, pemimpin redaksi dan penanggung jawab ‘Sketmasa’ menulis semangat kebudayaan yang tidak lepas dari sikap revolusioner dengan menyebut contoh Chairil Anwar dibidang seni sastra. Kita kutipkan apa yang dituliskannya:
“Seperti pertumbuhan pesat partai-partai politik Indonesia setelah Kemerdekaan 1945, berkembang pesat pulalah seni dan budaya dari seniman-seniman Indonesia dalam berkarya. Dengan dasar pelopor golongan yang disebut ‘pujangga ’45, yakni Chairil Anwar, bangun pulalah kemudiannya ‘angkatan ‘45’ dibidang seni sastra. Dengan munculnya angkatan baru ini, maka berdirilah dua golongan di Indonesia dalam seni sastra khususnya, yakni ‘pujangga baru, angkatan sebelum perang dunia II, dan angkatan ‘45’
Bagi Amak S, Chairil Anwar, dalam beberapa seginya telah mendobrak ikatan-ikatan yang sering dipakai oleh golongan lama dalam susunan kalimat dan kata-kata, sehingga bisa dikata merupakan ‘pengrevolusi’ kesusastraan Indonesia.
“Pertentangan segera timbul tentang penilaian karya ’45 dan karya sebelum perang. Juga antara sastrawan ’45 dan sastrawan sebelumnya’ tulis Amak.
Membaca ‘Sketsmasa’ kita seperti sedang melihat bagaimana semangat revolusi ditiupkan. Bahwa berbagai bidang, termasuk kesusastraan, tidak bisa lepas dari semangat revolusi. Justru malah dari sana pikiran itu dimulai. Karena itu, membaca ‘Sketsmasa’ kita bisa membayangkan pada masa lalu, bahwa orang, hampir-hampir, tidak bisa jauh dari semangat revolusi.
Majalah Yang Tak Lagi Dikenal
Majalah ‘Sketmasa’ tak ada lagi, juga majalah sejenis yang terbit tidak hanya di Jakarta, tetapi bisa ditemukan di daerah-daerah lain, termasuk di Yogyakarta. Majalah yang terbit sebelum apa yang disebut sebagai Gestok muncul, kini tidak ada lagi.
Dari ‘Sketsmasa’ setidaknya kita bisa mulai tahu, bahwa distribusi semangat revolusi, tidak (pernah) kendor.

;Ons Untoro

KOMENTAR: Dulu ada majalah Tanah Air,Majalah Liberty dll

Utara

16 Nov 2012 07:10:00
Figur Wayang

Utara

Raden Utara adalah tokoh yang mempunyai watak pemberani, jujur, sabar. Pembawaannya tenang dan memegang teguh apa yang menjadi tanggungjawabnya.

Raden Utara dalam bentuk wayang kulit koleksi Tembi Rumah Budaya, (foto: Satono)
Raden Utara dalam bentuk wayang kulit
koleksi Tembi Rumah Budaya, (foto: Satono)
Raden Utara adalah anak nomor dua Prabu Matswapati yang berpasangan dengan Dewi Rekatawati. Adik dari Seta ini mempunyai dua adik yaitu Wratsangka dan Utari. Biasanya Raden Utara muncul bersama Raden Seta, kakaknya, dan Raden Wratsangka, adiknya.
Raden Utara tinggal di kasatrian Cemorojajar bersama istrinya yang bernama Dewi Triwati, putra Prabu Tasikkretna. Raden Utara adalah tokoh yang mempunyai watak pemberani, jujur, sabar. Pembawaannya tenang dan memegang teguh apa yang menjadi tanggungjawabnya.
Sepotong kisah, ketika Raden Utara akan mendapatkan Dewi Triwati. Prabu Tasikkretna memerintahkan kepada Raden Utara untuk melacak Dewi Triwati yang hilang secara misterius. Maka kemudian dicarinya Dewi Triwati hingga sampai di kerajaan Bulupitu, tempat Dewi Triwati disekap. Ternyata Dewi Triwati diculik oleh Girikusuma, anak raja dari Kerajaan Bulupitu, dan akan dijadikan istri.
Rupanya telah terjadi kerjasama antara bapak dan anak. Antara Girikusuma sebagai anak dan Prabu Prawata sebagai bapak. Mereka mempertahankan Dewi Triwati tetap berada di kerajaan Bulupitu, tidak boleh diminta oleh Utara. Akhirnya terjadi pertempuran. Raden Utara dibantu oleh Raden Wratsangka adiknya, berhasil mengalahkan Girikusuma dan Prabu Prawata, dan memboyong Dewi Triwati.
Atas keberhasilan Utara memboyong Dewi Triwati, Prabu Tasikkretna menyandingkan keduanya sebagai pasang suami istri.
Pada episode awal perang Baratayuda, Raden Utara diangkat menjadi senopati pengapit, mendampingi Raden Seta kakaknya.

Herjaka HS

Sumantri

07 Nov 2012 07:42:00
Figur Wayang

Sumantri

Tembang Mijil

Lumiyating kang bala lumaris (melihat para prajurit lari)
honenge katonton (sungguh menyedihkan)
nenggih wau marang pepatihe (yaitu kisah sang patih)
pun Suwanda tan katon nindhihi (bernama Suwondo sudah tidak kelihatan memimpin perang)
miwah sri bupati (para bupati)
kumembeng ingkang luh (matanya basah oleh air mata)
Tembang Mijil satu bait tersebut merupakan cuplikan dari kisah Harjuna Sasrabahu yang menggambarkan gugurnya Sumantri di medan perang.
Sumantri atau Patih Suwanda dalam bentuk wayang kulit, buatan Kaligesing Purworejo, koleksi Tembi Rumah Budaya, foto: Sartono
Sumantri atau Patih Suwanda dalam bentuk wayang kulit,
buatan Kaligesing Purworejo,
koleksi Tembi Rumah Budaya (foto:Sartono)
Sumantri Sukrasana adalah dua bersaudara anak Begawan Suwandageni dari pertapaan Girisekar. Kedua kakak beradik satu ayah dan satu ibu itu mempunyai ciri-ciri yang berlawanan. Secara fisik, Sumantri berwajah tampan dan gagah sedangkan Sukrasana adiknya berbadan pendek, berwajah jelek dan menakutkan. Walaupun keduanya berbeda, mereka sama-sama sakti mandraguna.
Berbekal dengan kesaktiannya, Sumantri kemudian meninggalkan Sukrasana, pergi ke Maespati untuk mengabdikan diri kepada Prabu Harjuna Sasrabahu. Bermodalkan ketampanan dan kesaktian, tidaklah sukar bagi Sumantri untuk diterima sebagai prajurit di Negara Maespati. Tugas pertama yang diemban adalah, mengikuti sayembara di negara Magada, untuk memboyong Dewi Citrawati.
Pada tugas pertamanya ini, Sumantri berhasil dengan gemilang mengemban tugas yang diberikan sang raja. Namun dalam perjalanan menuju kotaraja Maespati, tiba-tiba muncul sikap pongah di dasar hati Sumantri. Ia meragukan kesaktian Prabu Harjuna Sasrabahu. Maka Sumantri menantang raja yang mengutusnya untuk menjemput Dewi Setyawati di pintu gerbang kota, dengan terlebih dahulu mengalahkan dirinya.
Atas sikap Sumantri yang pongah, raja murka. Ia memenuhi tantangan Sumantri dan menjelma menjadi ‘brahala ireng’ atau raksasa sebesar gunung. Sumantri tak berdaya menghadapi Prabu Harjuna Sasrabahu. Ia berlutut, menyembah dan menyerah.
Setelah dikalahkan, tidak dengan serta merta Sumantri diterima kembali menjadi prajurit. Sebagai hukuman atas sikapnya yang pongah dan mencobai raja, ia tidak diperbolehkan masuk di kotaraja sebelum dapat memindah taman Sriwedari dari kahyangan Utarasegara ke Maespati.
Sumantri meninggalkan kotaraja Maespati. Pikiran bingung dan hatinya sedih, dengan cara apa ia harus memindahkan taman Sriwedari? Dalam kebingungannya itu Sumantri bertemu dengan Sukrasana, adiknya. Keduanya saling meluapkan kelegaannya. Sukrasana merasa lega dapat berkumpul kembali dengan kakaknya dan akan membantu memindah taman Sriwedari.
Atas bantuan adiknya, Sumantri berhasil memindah taman Sriwedari dari kahyangan Utarasegara ke Maespati, tanpa menggugurkan satu helai daun pun. Maka luluhlah kemarahan Prabu Harjuna Sasrabahu kepada Sumantri. Diam-diam di lubuk hatinya ia mengakui kesaktian Sumantri. Oleh karenanya tidak beberapa lama kemudian Sumantri diangkat menjadi patih dengan gelar Patih Suwanda.
Suatu ketika Prabu Harjuna Sasrabahu membendung sungai Gangga dengan kedua pahanya, demi untuk menuruti permintaan Dewi Setyawati. Tanpa disadari air sungai meluap membanjiri Negara Alengka. Prabu Dasamuka raja Alengka marah. Ia mengerahkan para prajurit pilihannya untuk menyerang Negara Maespati. Melihat kedatangan musuh itu, Sumantri segera berangkat ke medan laga menghadang Prabu Dasamuka. Keduanya terlibat dalam peperangan. Pada saat itulah Sumantri gugur di tangan Dasamuka.
Herjaka HS

Sengkuni, Sang Patih Licik

Figur Wayang

Sengkuni, Sang Patih Licik (1)

Angin segar bagi Sengkuni untuk menuruti ambisinya. Ia bekerja sama dengan kakaknya, Dewi Gendari, untuk menguasai Destarastra yang buta dan otomatis menguasai kerajaan Hastinapura, termasuk segala kekayaannya.

Patih Sengkuni, dalam rupa wayang kulit, buatan Kaligesing Purworejo, Koleksi, Tembi Rumah Budaya. (foto Sartono)
Patih Sengkuni, dalam rupa wayang kulit,
buatan Kaligesing Purworejo,
Koleksi, Tembi Rumah Budaya. (foto Sartono)
Arya Sengkuni atau disebut juga Arya Suman, adalah putra kedua Prabu (Raja) Kesawa atau Prabu Gandara raja negara Gandaradesa dengan permaisuri Dewi Gandini. Semasa kecil ia bernama Tri Gantalpati. Sengkuni mempunyai tiga orang saudara kandung masing-masing bernama Dewi Gandari atau Gendari, Arya Surabasata dan Arya Gajaksa.
Seperti anak muda pada umumnya, setelah menginjak usia dewasa, Arya Sengkuni mulai tertarik kepada lawan jenisnya. Pada suatu hari ia mendengar berita bahwa di negara Mandura atau Matura sedang digelar sayembara perang tanding dengan hadiah putri raja yang sangat cantik dan menawan, bernama Dewi Kunti atau Dewi Prita. Sengkuni berkeinginan mengikuti sayembara tersebut.
Ditemani oleh Dewi Gendari, kakak perempuannya, Sengkuni berangkat ke negara Mandura. Tetapi kedatangannya terlambat, sayembara telah selesai. Dewi Kunthi diboyong oleh Pandu, putra mahkota kerajaan Hastina yang telah memenangkan sayembara perang tanding. Selain Dewi Kunthi, Pandu memboyong Dewi Madrim, putri kraton Mandaraka, yang didapat setelah ia berhasil mengalahkan Narasoma kakaknya.
Sesampainya di alun-alun keraton Mandura, Sengkuni dan Gendari melihat panggung sayembara sudah tidak ada apa-apa lagi. Dewi Kunthi yang didamba siang malam meninggalkan Mandura, diboyong oleh Pandu si pemenang sayembara. Dengan gejolak darah muda yang sedang jatuh cinta, Sengkuni berniat menyusul Pandu dan mengalahkannya untuk kemudian memboyong Dewi Kunti.
Tidak berapa lama Sengkuni berhasil menyusul Pandu di tengah perjalanan. Sengkuni menantang Pandu untuk berperang tanding. Seperti halnya Narasoma yang menghadiahkan Madrim, Arya Sengkuni akan menghadiahkan Gendari, jika Pandu dapat mengalahkan dirinya. Namun sebaliknya jika Pandu kalah, Kunti menjadi milik Sengkuni. Perang tanding pun terjadi antara Pandhu dan Sengkuni. Sengkuni kalah dan menyerahkan Dewi Gendari, saudara perempuannya.
Dengan kekalahannya, impian mendapatkan Dewi Kunti musnah sudah. Namun Sengkuni tidak ingin larut dalam kekecewaannya. Ia merubah kekecewaan menjadi harapan. Harapannya adalah, agar Dewi Gendari nantinya menjadi permaisuri saat Pandu menjadi raja di negara Hastinapura. Sehingga dengan demikian Sengkuni dapat ikut mukti dan memegang kuasa di Hastinapura.
Namun apa yang menjadi harapan Sengkuni kandas. Dewi Gendari tidak menjadi istri Pandhu, tetapi diberikan kepada kakak Pandu yang buta, bernama Destarastra seorang adipati dari Gajahoya.
Setelah tiba waktunya, Pandhu diangkat menjadi raja Astina dan bergelar Prabu Pandhudewanata. Sengkuni diangkat menjadi Patih menggantikan Gandamana. Ditengah-tengah masa pemerintahaannya, Pandu mendapat kutuk dari Resi Kimindama yang isinya bahwa Pandu akan mati jika sedang melakukan hubungan mesra dengan istrinya. Oleh karena kutuk itu, Pandu terpaksa meninggalkan Hastinapura untuk menjalani laku agar dibebaskan dari kutukan. Kerajaan Hastinapura dititipkan kepada Destarastra.
Masa pemerintahan Pandhu tidak lama. Setelah Pandhu surut, Destarastra menggantikannya, memerintah kerajaan Hastinapura. Karena keterbatasan fisiknya, Destarastra mempercayakan berjalannya roda pemerintahan kepada Patih Sengkuni.
Angin segar bagi Sengkuni untuk menuruti ambisinya. Ia bekerja sama dengan kakaknya, Dewi Gendari, untuk menguasai Destarastra yang buta dan otomatis menguasai kerajaan Hastinapura, termasuk segala kekayaannya.
Herjaka HS

Sabtu, 17 November 2012

PEDASNYA CABAI DAN SAMBAL

PEDASNYA CABAI DAN SAMBAL
Ngomong-ngomong soal cabe, apa ya cabe terpedas di dunia? Saya belum pernah coba macam-macam cabe, cuz mag saya bisa kambuh. he3x. However, paling tidak dengan membaca dari pengalaman seseorang, itupun sudah cukup untuk mengetahui rasa cabe yang belum kita ketahui atau yang belum kita rasakan.
Cabai adalah tumbuhan anggota genus Capsicum. Buahnya dapat digolongkan sebagai sayuran maupun bumbu, tergantung bagaimana digunakan. Sebagai bumbu, buah cabe yang pedas sangat populer di Asia Tenggara sebagai penguat rasa makanan. Bagi seni masakan Padang, cabe bahkan dianggap sebagai “bahan makanan pokok”. Sangat sulit bagi masakan Padang dibuat tanpa cabai. Tapi tahukah anda bahwa ada ukuran resmi untuk mengukur tingkat kepedasan cabai?
Tingkat kepedasan cabai dapat di ukur dengan menggunakan skala Scoville Heat Unit (SHU). Skala ini ditemukan pada tahun 1912 oleh seorang ahli kimia berkebangsaan Amerika, Wilbur Scoville dengan menggunakan metode Scoville Orgaoleptic Test. Metodenya cukup sederhana, yaitu dengan mencampur ekstrak cabai dengan air gula. Campuran ini kemudian di ukur kepedasannya oleh para panelis yang biasanya terdiri dari 5 orang. Air gula akan di tambahkan secara terus menerus hingga rasa pedas tidak terdeteksi oleh para panelis tersebut. Tingkat pencampuran itu memberikan ukuran bagi skala Scoville ini. Cabai manis yang tidak mengandung capsaicin sama sekali, pada skala Scoville nilainya nol. Sebaliknya, cabai yang mempunyai peringkat 300.000 menunjukkan bahwa ekstraknya harus dicampurkan 300.000 kali lipat sebelum capsaicin yang hadir di dalamnya tidak terasa lagi. Metode ini masih memiliki kekurangan karena adanya potensi subyektivitas dari panelis yang menguji. Karena itu saat ini sedang di kembangkan juga metode HPLC .
Dari beberapa jenis cabai yang pernah di teliti, Dorset Naga Jolokia dari India di nobatkan sebagai cabai terpedas di dunia versi Guinees Book of Record dengan rating hingga 1.041.247 SHU, setelah menumbangkan Cabai Red Savina Habanero dari Meksiko yang memiliki rating hingga 577.000 SHU. Sekarang juga muncul, infinite chili dari kota Kota Grantham yang meng-klaim sebagai cabai terpedas di dunia saat ini.
Cabai yang paling tidak pedas adalah paprika atau bell pepper, karena buah ini tidak mengandung capsaicin dengan SHU sebesar 0 (nol).
Berikut ini adalah daftar skala kepedasan scoville (dari en wikipedia) :
Skala ScovilleJenis Cabai
15,000,000–16,000,000Capsaicin murni
9,100,000Nordihydrocapsaicin
2,000,000–5,300,000Semprotan cabai standar Amerika
855,000–1,041,427Naga Jolokia
350,000–577,000Red Savina Habanero
100,000–350,000Habanero Chile, Scotch Bonnet
100,000–200,000Rocoto, Jamaican Hot Pepper
50,000–100,000Thai Pepper,Malagueta Pepper, Chiltepin Pepper
30,000–50,000Cayenne Pepper, Ají pepper, Tabasco pepper
10,000–23,000Serrano Pepper
7,000–8,000Tabasco Sauce (Habanero)
5,000–10,000Wax Pepper
2,500–8,000Jalapeño Pepper
2,500–5,000Tabasco Sauce (Tabasco pepper)
1,500–2,500Rocotillo Pepper
1,000–1,500Poblano Pepper, Texas Pete sauce
600–800Tabasco Sauce (Green Pepper)
500–1000Anaheim pepper
100–500Pimento, Pepperoncini
0No heat, Bell pepper / Paprika
Nah inilah keterangan lebih lanjut mengenai cabe-cabe berdasarkan tingkat kepedasannya yang diukur menggunakan Scoville rating.
1. Bell pepper

Scoville rating: 0
Bell pepper ini adalah sejenis paprika, biasanya terdapat dalam 4 warna, yaitu merah, kuning, hijau, oranye. Bell Pepper kadang dikelompokkan ke dalam cabe yang kurang pedas atau “sweet peppers”. Namun terdapat paprika langka berwarna putih dan ungu, tergantung dimana mereka ditanam dan dari varietas apakah mereka. Paprika hijau berasa lebih pahit dibandingkan dengan paprika merah, kuning atau oranye.
2. Pimento

Scoville rating: 100-500
Pimento atau cabe cheri adalah cabe yang besar, merah berbentuk seperti hati, panjang antara 7 – 10 cm lebar 5-7 cm. Daging buahnya termasuk manis, berair, dan lebih beraroma dibandingkan dengan paprika merah. Namum beberapa varietas dari pimento ini cukup pedas. Pimento atau pimentão sendiri adalah bahasa Portugis dari “bell pepper”.
3. Anaheim Pepper

Scoville rating : 500-2500
Nama Anaheim sebenarnya adalah nama sebuah daerah. Nama itu diberikan karena ada seorang petani bernama Emilio Ortega yang membawa benih cabe ini ke daerah Anaheim pada awal tahun 1900. Sebutan lainnya adalah California Chile atau Magdalena. Varietas cabe ini yang tumbuh di New Mexico memiliki tingkat kepedasan yang lebih tinggi, yaitu sekitar 4500 sampai 5000 Scoville units.
4. Jalapeño

Scoville rating : 2500-8000
Bentuknya kaya terong, tapi itu bukan terong, itu cabe jalapeño. Cabe ini sudah termasuk panas, dan sudah dapat memberikan sensasi terbakar saat memakannya (pedas). Panjang cabe ini antara 5 – 9 cm. Cabe ini berasal dari Meksiko. Di Meksiko terdapat lahan seluas 160 km persegi yang hanya digunakan untuk menanam cabe jenis ini! Daerahnya terutama di lembah sungai Papaloapan, sebelah utara Veracruz
5.Serrano Pepper

Scoville rating : 10.000-23.000
Cabe ini juga dari Meksiko, di daerah pegunungan Meksiko. Rasa pedasnya menggigit, lebih pedas dari jalapeño, dan biasanya dimakan mentah – mentah. Bentuknya memang mirip dengan cabe rawit dari Indonesia, tapi ini adalah spesies yang berbeda.
6.Cayenne pepper

Scoville rating : 30.000-50.000
Merah Cabe! Benar-benar cabe yang menunjukkan ke-cabe-annya melalui warnanya. Cabe ini namanya Cayenne atau Guinea Pepper atau Bird Pepper. Cabe ini adalah cabe merah yang pedas, digunakan untuk bumbu masakan ataupun untuk keperluan medis. Namanya berasal dari kota Cayenne di French Guiana. Cabe ini digunakan untuk masakan pedas, baik dalam bentuk utuh ataupun bubuk. Bahkan cabe ini juga digunakan untuk herbal.
7.Thai Pepper

Scoville rating: 50.000–100.000
Thai Pepper dalam bahasa Indonesia: Cabe Rawit ;Sunda: Cengek ;bhs Thailand Thai: พริกขี้หนู phrik khi nu; Tagalog:siling labuyo. Cabe ini banyak terdapat di Thailand dan tetangganya seperti Kamboja, Vietnam, Indonesia, dan sekitarnya. Ternyata orang Indonesia memang kuat pedas, buktinya cabe yang biasa “dimakan” sehari-hari saja berada di ke-4. Tapi, cabe yang berasal dari thailand masih kalah pedas dari cabe indonesia, mungkin juga dipengaruhi tempat dan kualitas.
8.African Birdseye

Cabe ini aslanya dari benua Afrika dan sangat-sangat ‘spicy’ dan biasanya dipakai sebagai bumbu masakan ala Portugis. Nama kerennya adalah Piri-Piri. di daerah timur Afrika, saus cabe ini dipergunakan sehari-hari sebagai bumbu masakan, seperti untuk masakan ayam dan makanan pedas lainnya. Warnanya bisa merah, kuning atau ungu.
Tanaman cabe ini amat rimbun dan tumbuh di ketinggian 45 -120 centimeter, dengan panjang daunnya 4–7 cm dan lebarnya 1.3 – 1.5 cm. Buah cabenya meruncing ke bentuk yang tumpul dan panjang buahnya mencapai 8 – 10 centimeter. Jika belum matang, warna buahnya adalah hijau dan menjadi merah atau ungu jika matang. Beberapa vaitas cabe ini dapat memiliki nilai SHU(Scoville Heat Units: satuan pedas Scoville) sampai 175,000.
9. Cabai Datil(mencapai 300,000 SHU)
Cabe ini sering dibandingkan dengan Habanero, tetapi bisa jadi lebih banyak variasinya lagi. Menurut beberapa orang, Datil tidak terlalu berbeda dengan Habanero, namun studi menunjukkan bahwa Habanero rasanya sedikit lebih pedas. Datil ditanam di daerah Florida, dimana telah digjadikan bahan pembuatan saus dan produk lainnya selama lebih dari 20 tahun.
Datil ditanam di seluruh Amerika Serikat dan tempat lain, tetapi sebagian besar diproduksi di St Augustine, Florida. Meskipun dari sumber pengetahuan setempat menunjukkan cabe ini dibawa ke St Agustinus oleh pekerja dari daerah Menorca di akhir abad 18 dan hal itu menunjukkan bahwa asalnya dari negara Chili sekitar tahun 1880 oleh seorang pembuat jelly bernama SB Valls. Cabe Datil digunakan oleh komunitas Minorcan sebagai makanan dan ditunjukkan di banyak resep yang mereka pergunakan.Banyak produsen komersial ini di St Augustine dan juga telah diadakan festival tahunan untuk tanaman cabe Datil.
10. Habanero pepper

Scoville rating : 100.000–350.000
Saat mentah berwarna hijau, saat matang warnanya oranye atau merah. Namun kadang terlihat juga warna putih, coklat dan bahkan pink! Ukuran panjang sekitar 2-6 cm. Cabe ini banyak berasal dari Yucatan dan daerah sekitar pantainya. Nama cabe ini berasal dari kota di Cuban, kota di La Habana. Walaupun tempat itu bukanlah tempat asalnya, namun cabe ini banyak deperjualbelikan disana.
11. Red Savina Pepper

Scoville rating : 350.000-580.000
Cabe ini adalah varietas khusus dari cabe Habanero, yang dikembangbiakkan khusus agar mendapat cabe yang lebih pedas, besar dan berat. Frank Garcia di Walnut, California adalah pengembang cabe Red Savina ini. Metodenya masih rahasia dan tidak diketahui umum. Cabe ini memegang rekor sebagai cabe terpedas di dunia dari tahun 1994 sampai 2006 dan dicatat oleh Guinness World Records. Namun pada Februari 2007, cabe ini harus turun dari singgasananya, dikalahkan oleh cabe Bhut Jolokia.
12.Bhut Jolokia (a.k.a Naga morich, Naga Jolokia)

Scoville rating : 855.000-1.050.000
Cabe ini telah dikonfirmasikan oleh Guiness World Record sebagai cabe terpedas di dunia pada Februari tahun 2007, menggantikan Red Savina. Cabe ini berasal dari daerah Assam di timur laut India, cabe ini juga tumbuh di Nagaland dan Manipur. Terdapat sedikit keraguan mengenai spesies dari cabe ini, apakah masuk ke dalam capsicum frutescens atau capsicum chinense, namun berdasarkan tes DNA diketahui bahwa ini adalah spesies hibrida, dengan dominan capsicum chinense dan sedikit capsicum frutescens. Cabe ini memiliki banyak nama mulai dari Naga Jolokia, Ghost Pepper atau California Death Pepper. Cabai ini dinamai cabai setan (ghost pepper), mungkin karena setan pun gak mau makan cabe itu karena pedas banget, atau mungkin yang makan cabai itu akan teriak-teriak mengusir setan.hahaha. Ohya, saya baca di page ini tentang orang di jogja yang pernah nanam cabai ini, bilang kalau rasa pedasnya kurang nendang. Dia menyimpulkan kalu faktor cuaca yang mempengaruhinya. Saya pikir pendapatnya benar, kepedasan suatu cabe tergantung dari kosentrasi air dalam cabe tersebut. Jika terlalu banyak, mungkin tidak pedas, mengingat wilayah Indonesia sekarang kan sering hujan. Juga ada yang bilang, kalau cabe pada musim panas lebih pedas daripada cabe musim gugur.
13.Cabe dengan kepedasan extraordinary: infinity chili

Cabai yang dikenal dengan infinity chili ini berhasil mengalahkan rekor Bhut Jolokia sebagai cabe terpedas didunia, dengan satuan ukuran rasa pedas sebesar 1,17 juta skala scoville. Sungguh luar biasa. Pengen coba? Lebih baik jangan, bisa kebakaran hutan nanti, hahaha… just Kidding. Berikut cerita selengkapnya dari vivanews:
Cabe ini berasal dari Kota Grantham, kota yang cukup masyur sebagai kota kelahiran Mantan Perdana Mentri Inggris, Margaret Thatcher. Kini, kemasyurannya bertambah setelah kota yang terletak di Lincolnshire ini menjadi kota pengekspor cabai terpedas di dunia. Petani setempat tengah mengembangkan cabai dengan tingkat kepedasan mencapai 1,17 juta skala scoville, satuan ukuran rasa pedas.
Tingkat kepedasan yang sungguh luar biasa hingga mendapat peringatan kesehatan. Bahkan, masuk dalam Guinness Book of Records, mengalahkan cabai sebelumnya Bhut Jolokia, dari India.
Dikembangkan oleh Nick Woods, 39, budidaya cabai ‘infinity chili’ tersebut dilakukan di rumah kaca. Penemuan cabai itu bermula dari sebuah ‘kecelakaan’ persilangan cabai.
“Aku tidak sengaja untuk mengembangkannya. Aku melakukan persilangan cabai di rumah kaca. Suatu hari aku melihat ada tanaman cabai baru yang tumbuh,” kata Woods, seperti dikutip dari Telegraph.
“Ketika saya mencoba, rasanya cukup enak, seperti rasa buah yang aneh, tetapi kemudian ada rasa tertunda yang kemudian sangat pedas. Tiba-tiba saya merasa seperti terbakar di bagian belakang tenggorokan, sangat panas sehingga saya tidak bisa berbicara,” katanya.
Setelah mencobanya, Woods merasa gemetaran tidak terkontrol. Ia merasa sakit secara fisik. “Saya tidak merekomendasikan siapapun memakannya dalam keadaan mentah,” katanya.

Itu dia juara cabai yang terpedas di dunia. Nah, sekarang, saya pengen makan olahan dari cabe yaitu sambal. Dah tahu belum, sambal bisa mencegah stroke dan impotensi, lho. Gak usah terlalu jauh cari obat jika belum kena penyakit, lebih baik cari pencegah sebelum penyakit itu datang, betul gak? Ntahlah..hahaha.
Berikut adalah informasi tentang sambal:
Di balik nikmatnya sambal, yang juga mampu merangsang nafsu makan, terdapat zat-zat gizi yang dapat mencegah terjadinya stroke, penyakit jantung, dan impotensi.
Sambal tentu bukan merupakan makanan yang asing bagi kita. Bagi mereka yang menyukai rasa pedas, sambal menjadi menu favorit yang harus selalu ada di meja makan. Tanpa kehadiran sambal, beberapa jenis hidangan menjadi terasa hambar dan kehilangan makna.
Sambal memang merupakan menu yang mempunyai keistimewaan tersendiri. Sebuah restoran atau rumah makan bisa sangat terkenal dan ramai hanya karena sambalnya yang sangat enak. Bagi yang menyukainya, sambal dapat membuat selera makan meningkat.
Masyarakat Padang menyebut sambal sebagai King of Food. Buat mereka, tanpa sambal layaknya makan nasi tanpa garam. Masyarakat Sunda juga merupakan salah satu penggemar sambal yang sering dicocol dengan lalapan.
Bahan utama pembuatan sambal adalah cabai yang dihancurkan, sehingga keluar kandungan airnya dan ditambahkan dengan bahan-bahan lain seperti garam, cuka, dan terasi.
Sambal merupakan salah satu ciri khas hidangan masyarakat Melayu yang gemar makanan pedas. Saat ini sambal sudah ada yang dijual dalam kemasan. Namun, masih banyak masyarakat yang lebih senang membuat sambal sendiri. Cara ini lebih sesuai dengan selera.
Jenis Sambal
Di Indonesia, ada bermacam-macam Sambal yang berasal dari berbagai macam suku. Suku Padang biasanya lebih menyukai sambal yang sangat pedas, sedangkan suku Sunda lebih menyukai sambal yang manis.
Suku Tionghoa keturunan Pontianak menyukai sambal yang merupakan kombinasi cabai rawit dan kecap asin. Sementara suku Tionghoa keturunan Bangka lebih menyukai sambal yang merupakan kombinasi cabai rawit dengan cuka makan.
Masyarakat Sulawesi menyukai sambal yang dikombinasi dengan tomat hijau, sedangkan penduduk Sumatera Selatan sangat menyukai sambal lingkung. Sambal lingkung dibuat dari campuran cabai merah, kelapa parut yang telah disangrai, dan daging ikan giling. Ikan yang biasa digunakan adalah ikan tenggiri dan ikan gabus.
Ada beberapa jenis sambal yang terkenal antara lain sambal asam, yaitu sambal yang menggunakan asam jawa. Ada pula sambal bajak. Cabai yang digunakan untuk membuat sambal ini digoreng terlebih dahulu dengan minyak, ditambah dengan bawang putih, terasi, dan bumbu-bumbu lainnya.
Selain itu, ada pula sambal balado yang merupakan ciri khas masyarakat Minangkabau. Cabai untuk membuat sambal ini digoreng dengan minyak, bawang putih, bawang merah atau bawang bombai, tomat, garam, dan jeruk nipis.
Ada pula sambal yang dikombinasikan dengan sea food. Masyarakat Pontianak biasa juga mengonsumsi sambal belacan, yaitu sambal yang dicampur dengan udang yang dilumatkan. Sambal ini juga dapat digabung dengan bahan lain, seperti kangkung untuk menghasilkan sambal kangkung atau dengan cumi-cumi untuk menghasilkan sambal sotong, dan dengan telur untuk menjadi sambal telur.
Sambal juga biasa dikombinasikan dengan rempah-rempah asli Indonesia, seperti sambal kemiri yang mengandung kemiri. Di Jawa sangat terkenal sambal manis yang merupakan kombinasi cabai, bawang, dan gula. Selain itu, ada pula sambal pencit, yaitu sambal yang dicampur dengan irisan buah mangga muda.
Bagi yang sangat menyukai cabai, pasti mengenal sambal setan. Sambal ini sangat pedas karena menggunakan cabai Madame Jeanette. Cabai Madame Jeanette memiliki warna kuning atau hijau muda. Cabai ini terkenal memiliki rasanya sangat pedas dan bau wangi yang khas. Namun, dari semua jenis sambal, tampaknya sambal terasi merupakan sambal yang paling terkenal.
Membangkitkan Sensasi
Di luar dugaan kita, sambal sesungguhnya merupakan bahan makanan kaya zat gizi. Cabai rawit yang merupakan komponen utama pembuatan cabai banyak mengandung vitamin C dan betakaroten (provitamin A), mengalahkan buah-buahan populer seperti mangga, nanas, pepaya, atau semangka. Bahkan kadar mineralnya, terutama kalsium dan fosfor, mengungguli ikan segar.
Sementara itu, kandungan vitamin C cabai hijau justru jauh lebih besar daripada cabai rawit. Meski demikian, asupan sambal dalam menu kita sehari-hari sangat kecil, sehingga asupan gizi yang didapat dari sambal juga sangat kecil. Komposisi zat gizi aneka cabai dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel Kandungan zat gizi per 100 gram aneka cabai
Komponen giziCabai rawit (segar)Cabai merah besar (segar)Cabai hijau besar (segar)Cabai merah besar (kering)
Energi (kkal)1033123311
Protein (g)4,710,715,9
Lemak (g)2,40,30,36,2
Karbohidrat (g)19,97,35,261,8
Kalsium (mg)452914160
Fosfor (mg)852423370
Besi (mg)2,50,50,42,3
Vitamin A (SI)11.050470260576
VitaminB1(mg)0,240,050,050,40
Vitamin C (mg)70188450
Air (g)71,290,993,410
sumber: Direktorat Gizi, Depkes (1992)
Unsur pedas pada cabai terdapat pada komponen kapsaisin yang tersimpan dalam urat putih Cabai, tempat melekatnya biji. Banyak orang membuat sambal dengan membuang biji cabai bersama uratnya untuk mengurangi rasa pedas. Padahal, khasiat terbesar pada cabai terletak pada komponen kapsaisinnya.

Kapsaisin (wikipedia.org)
Dari wikipedia: Kapsaisin (8-metil-N-vanilil-6-nonenamida) termasuk di dalam Kapsaisinoid, yaitu zat pedas yang ada dalam tumbuh-tumbuhan, seperti cabai.
Rasa pedas ini muncul karena kapsaisin menciptakan isyarat yang sama bagi otak seperti saat kulit terkena panas. Berbeda dengan panas, rasa panas dari lidah ini hanya “rasa”, bukan terbakar sesungguhnya.
Polisi sering menggunakan kapsaisin untuk menggendalikan massa demonstran. Cairan kapsaisin ini lazim disebut “gas airmata”, yang mudah membuat iritasi orang.
Tidak semua makhluk bisa merasa pedas. Burung misalnya, sama sekali tidak dapat merasakan pedas. Jadi burung bisa mengudap cabai dengan leluasa. Penggemar burungpun sering mencampur makanan dengan kapsaisin agar tidak dimakan bajing. Bajing peka terhadap pedas, sedangkan burung sama sekali tidak berpengaruh.
Skala untuk rasa pedas Capsaicin: Rasa pedas ini diukur dengan skala yang disebut Scoville. Kapsaisin murni mengandung 15 juta Scoville.
Kapsaisin adalah kapsaisinoid yang utama didalam cabai yang diikuti oleh dihidrokapsaisin. Dua campuran ini juga adalah kapsaisinoid yang dua kali lebih panas dari nordihidrokapsaisin, homodihidrokapsaisin, dan homokapsaisin.
Berikut adalah daftar senyawa di dalam cabai dengan tingkat kepedasannya (jika keadaan murni):
1. Kapsaisin (C)
Persentase kandungan rata-rata 69% dengan skala Scoville 15.000.000.

Kapsaisin adalah zat nonpolar, tidak bisa dicampur air, persis seperti minyak. Jadi jika terasa pedas tidak akan sembuh dengan meminum air karena kapsaisin tidak larut, bahkan dengan air kapsaisin bisa merata di dalam rongga mulut.
Cara terbaik menghilangkan pedas adalah dengan lemak atau minyak. Kedua zat itu melarutkan kapsaisin sehingga mudah lenyap dari dalam mulut. Kapsaisin juga memiliki efek antikoagulan.
2. Dihidrokapsaisin (DHC)
Persentase kandungan rata-rata 22% dengan skala Scoville 15.000.000.

3. Nordihidrokapsaisin (NDHC)
Persentase kandungan rata-rata 7% dengan skala Scoville 9.100.000.

4. Homodihidrokapsaisin (HDHC)
Persentase kandungan rata-rata 1% dengan skala Scoville 8.600.000

5. Homokapsaisin (HC)
Persentase kandungan rata-rata 1% dengan skala Scoville 8.600.000

Menurut Apriadji (2001), kapsaisin bersifat antikoagulan, dengan cara menjaga darah tetap encer dan mencegah terbentuknya kerak lemak pada pembuluh darah. Kegemaran makan sambal memperkecil kemungkinan menderita penyumbatan pembuluh darah (aterosklerosis), sehingga mencegah munculnya serangan stroke dan jantung koroner, serta impotensi.
Kapsaisin juga baik dikonsumsi ketika sakit kepala menyerang. Rasa pedas dari kapsaisin dapat menghalangi aktivitas otak ketika menerima sinyal rasa sakit dari pusat sistem saraf. Terhambatnya perjalanan sinyal ini akan mengurangi rasa sakit. Pada saat yang sama kapsaisin akan mengencerkan lendir, sehingga dapat melonggarkan penyumbatan pada tenggorokan dan hidung, termasuk sinusitis.
Kapsaisin juga bermanfaat sebagai antiradang dan mengobati bengkak dan bisul. Namun, menurut Irna (2005), konsumsi kapsaisin tidak boleh berlebihan karena dapat meningkatkan asam lambung sehingga menyebabkan sakit perut.
Bila kita mengonsumsi makanan dengan sambal, biasanya selera makan meningkat. Hal itu disebabkan komponen kapsaisin pada cabai yang bersifat stomatik, yakni dapat meningkatkan gairah makan. Kapsaisin juga mempunyai kemampuan untuk merangsang produksi hormon endorfin, yang mampu membangkitkan sensasi kenikmatan, sehingga kita terus ingin mengonsumsinya.
Cabai Sebagai Bahan Utama
Cabai sudah dikenal sejak jaman prasejarah. Para arkeolog di Ekuador menemukan bukti bahwa cabai telah digunakan dalam masakan lebih dari 6.000 tahun yang lalu.
Bedasarkan publikasi pada majalah Science, orang-orang di daerah Ekuador merupakan orang pertama yang mengonsumsi cabai. Temuan itu mengindikasikan bahwa penduduk di zaman itu telah membuat sambal cabai yang dikombinasikan dengan jagung dan biji-bijian lainnya.
Cabai terdiri dari bemacam-macam jenis. Cabai yang dijual di pasar tradisional dapat digolongkan dalam dua kelompok, yaitu cabai kecil (Capsicum frustescen) dan cabai besar (Capsicum annuum). Kita biasa menyebut cabai kecil sebagai cabai rawit, sedangkan yang besar sebagai cabai merah.
Karena rasanya yang pedas, dalam buku-buku masakan Barat, cabai rawit dan cabai merah dimasukkan ke dalam kelompok cabai pedas (hot chilli pepper). Masyarakat Barat sendiri sangat menggemari cabai paprika. Cabal paprika termasuk dalam golongan cabai manis (sweet chili pepper) karena rasanya kurang pedas dan bercampur sedikit manis. Di Indonesia, cabal paprika biasa digunakan sebagai sayur.
Cabai yang paling sering digunakan untuk pembuatan sambal adalah cabai rawit. Cabai rawit ketika muda berwarna hijau muda, lalu berangsur menjadi merah tua. Cabai rawit yang sering kita konsumsi adalah cabai rawit ceplik. Cabai rawit ceplik mempunyai bentuk yang montok dan berujung tumpul.
Pernah dengar cabai puyang? Di Jawa, orang sering memesannya pada penjual jamu gendong. Dan kebanyakan yang memesan cabai puyang ini adalah perempuan yang baru saja melahirkan. Mengapa? Karena racikan cabai puyang diyakini dapat membersihkan rahim dan menyegarkan badan karena kepenatan atau kelelahan.
Cabai puyang, sebenarnya adalah suatu racikan dimana salah satu bumbunya adalah cabai jawa (piper retrofractum) yang mengandung sejumlah unsur kimia yang memiliki unsur penghilang lelah dan penyembuh penyakit. Bagian buahnya mengandung zat pedas piperine, chavicine, palmetic acids, tetrahydropiperic acids, 1 undecylenyl-3, 4-methylenedioxy benzene, piperidin, minyak asiri, N-isobutyldeka-trans-2-trans-4-dienamide, dan sesamin. Piperine mempunyai daya antipiretik, analgesik, antiinflamasi, dan menekan susunan saraf pusat. Sementara bagian akar mengandung pepirine, piplartine, dan piperlonguminine.
Cabai rawit yang paling-pedas adalah cabai jemprit. Kalau tidak hati-hati, cabai ini ketika dikonsumsi dapat mengakibatkan tersedak, batuk-batuk, bersin-bersin, atau cegukan. Cabai jemprit mempunyai bentuk kecil pendek, berujung runcing, berwarna hijau gelap dan merah setelah tua. Masyarakat Sunda menyebutnya sebagai cengek. Untuk teman makan gorengan biasanya digunakan cabai rawit yang masih muda sekali, sehingga tidak terlalu pedas rasanya.
Selain itu, masih ada cabai putih. Cabai putih merupakan salah satu jenis cabai rawit yang bentuknya menyerupai cabai jemprit; tetapi warnanya kuning pucat. Setelah tua, cabai jemprit akan berwarna merah muda hingga jingga. Cabai putih memiliki rasa lumayan pedas. Cabai putih yang berukuran besar dikenal sebagai cabai manado karena banyak digunakan dalam masakan Manado seperti tinorangsak.
Cabai merah yang berukuran besar juga sering dibuat sambal. Bentuknya ada bermacam-macam; mulai dari yang runcing mengerucut dan ada pula yang membulat. Kulit cabai merah tebal dan rasanya kurang pedas. Cabai merah, sering dinamakan cabai Bali karena lazim digunakan dalam masakan Bali.
Jenis cabai lain yang sering digunakan untuk membuat sambal adalah cabai keriting. Cabai keriting sering disebut cabai padang karena lazim digunakan dalam masakan Padang. Sambal yang menggunakan cabai keriting jauh lebih pedas dibandingkan dengan sambal yang menggunakan cabai merah. Hal itu disebabkan cabai keriting mempunyai ukuran lebih kecil dan kadar airnya lebih sedikit, sehingga komponen penyebab rasa pedasnya, yaitu kapsaisin, menjadi relatif lebih banyak.
Meskipun sangat jarang, beberapa orang juga membuat sambal dari cabai paprika. Terdapat dua jenis paprika, yaitu paprika manis yang bentuknya besar dan paprika pedas yang bentuknya lebih kecil. Paprika umumnya berwarna hijau, kemudian berubah menjadi merah. Ada pula paprika yang setelah tua berwarna jingga. Sambal yang terbuat dari paprika kurang pedas tetapi lebih renyah dengan aroma khas paprika yang harum.
Untuk membuat sambal, cabai kering jauh lebih nikmat karena lebih pedas. Sebelum dibuat sambal, cabai sebaiknya dijemur terlebih dahulu. Setelah itu, cabai dipanggang atau dibakar hingga sedikit gosong. Cabai kering bisa digunakan utuh atau dipotong-potong.
Kiat Hilangkan Rasa Pedas
Salah satu sensasi makan sambal adalah rasa pedasnya. Orang sering berupaya menghilangkan rasa pedas dengan mengonsumsi air dingin, padahal cara tersebut kurang efektif.
Untuk mengurangi rasa pedas, cobalah konsumsi susu atau yoghurt sebagai makanan penutup. Kasein susu akan melarutkan kapsaisin, sehingga rasa pedasnya secara berangsur-angsur menjadi berkurang. Rasa pedas juga dapat dihilangkan dengan mengunyah sekepal kecil nasi atau sepotong roti tawar hingga terasa manis.
Mengonsumsi gorengan yang lembab, seperti tempe goreng atau bakwan goreng, perlahan-lahan juga dapat mengurangi rasa pedas di mulut. Minyak yang terkandung dalam gorengan akan melarutkan kapsaisin, sehingga rasa pedas berangsur-angsur berkurang. Jika tidak ada gorengan, makanan penutup seperti kerupuk, rempeyek, atau rengginang, juga cukup membantu.
Hindari mengambil minuman ringan bersoda (soft drink) di kala kepedasan, apalagi minuman hangat. Langkah tersebut justru akan makin menambah panas di bibir dan memperhebat rasa pedas.
Oleh:
Prof. DR. Made Astawan
Ahli Teknologi Pangan dan Gizi
Nah, itu dia tentang sambal. Tapi, ngomong-ngomong soal sambal, cabe merah yang biasanya kita uleg, asal-usulnya berasal dari mana ya?
Berikut adalah info dari radensomad.com:
Cabai berasal dari Amerika tropis, tersebar mulai dari Meksiko sampai bagian utara Amerika Selatan. Di Indonesia, umumnya cabal dibudidayakan di daerah pantai sampai pegunungan, hanya kadang-kadang menjadi liar. Perdu tegak, tinggi 1-2,5 m, setahun atau menahun. Batang berkayu, berbuku-buku, percabangan lebar, penampang bersegi, batang muda berambut halus berwarna hijau. Daun tunggal, bertangkai (panjangnya 0,5-2,5 cm), letak tersebar.
Helaian daun bentuknya bulat telur sampai elips, ujung runcing, pangkal meruncing, tepi rata, peutulangan menyirip, panjang 1,5-12 cm, lebar 1-5 cm, berwarna hijau. Bunga tunggal, berbentuk bintang, berwarna putih, keluar dari ketiak daun. Buahnya buah buni berbentuk kerucut memanjang, lurus atau bengkok, meruncing pada bagian ujungnya, menggantung, permukaan licin mengilap, diameter 1-2 cm, panjang 4-17 cm, beutangkai pendek, rasanya pedas. Buah muda berwarna hijau tua, setelah masak menjadi merah cerah. Biji yang masih muda berwarna kuning, setelah tua menjadi cokelat, berbentuk pipih, berdiameter sekitar 4 mm. Rasa buahnya yang pedas dapat mengeluarkan air mata orang yang menciumnya, tetapi orang tetap membutuhkannya untuk menambah nafsu makan. Keanekaragaman jenis cabai merah cukup tinggi. Artinya, cabal merah memiliki beberapa varietas dan kultivar yang dibedakan berdasai-kan bentuk, ukuran, rasa pedas, dan warna buahnya. Cabai merah dapat diperbanyak dengan biji.
Nama Lokal :
NAMA DAERAH Sumatera: campli, capli (Aceh), ekiji-kiji, kidi-kidi (Enggano), leudeu (Gayo), lacina (Batak Karo), lasiak, lasina (Batak Toba), lada sebua (Nias), raro sigoiso (Mentawai), lado (Minangkabau), cabi (Lampung), cabe, lasinao (Melayu). Jawa: cabe, lombok, sabrang (Sunda), lombok, mengkreng, cabe (Jawa), cabhi (Madura), tabia (Bali): Nusa Tenggara: sebia (Sasak), saha, sabia (Bima), mbaku hau (Sumba), koro (Flores), hili (Sawu). Kalimantan: sahang (Banjar), rada (Sampit), sambatu (Ngaju). Sulawesi: rica (Mana-do), bisa (Sangir), mareta (Mongondow), malita (Gorontalo), lada (Makasar), ladang (Bugis). Maluku: manca (Seram), siri (Ambon), kastela (Buru), maricang (Halmahera), rica lamo (Ternate, Tidore), maresen (Kalawat), rihapuan (Kapaon), riksak (Sarmi), ungun gunah (Berik). NAMA ASING La chiao (C), spaanse peper (B), piment, guinea pepper,cayenne pepper, red pepper (I), poivre long (P), beisbeere, spanischer pfeffer (J). NAMA SIMPLISIA Capsici Fructus (buah cabai merah).
sumber:
http://masenchipz.com/manfaat-lebih-dari-cabai
http://www.hortichain.org/site/id/publications/article/237-top5-hot-pepper.html
http://www.indowebster.web.id/showthread.php?t=53457&page=1
melorot.blogspot.com
vivanews.com
cybertainment.cbn.net.id

http://logku.blogspot.com/

Kamis, 15 November 2012

KORBAN PERISTIWA 1965 MENGGUGAT KEJAKSAAN AGUNG*

*IBRAHIM ISA


Kemis, 15 November 2012

-----------------------**



BERITA PENTING DARI VOA (Voice of America)****

----------------------------------------------

KORBAN PERISTIWA 1965 MENGGUGAT KEJAKSAAN AGUNG*



Kali ini VOA menyajikan pendengarnya dengan berita yang penting sekali.

Silakan baca sampai selesai:



* * *



Korban Peristiwa 1965-1966 Kecewa dengan Kejaksaan Agung*



Para korban peristiwa 1965-1966 merasa kecewa karena Kejaksaan Agung

mengembalikan berkas kasus peristiwa tersebut kepada Komnas HAM.

12.11.2012

JAKARTA --- Ketua Yayasan Penelitian Korban Pembunuhan 1965/1966 (YPKP

65) Bejo Untung kepada VOA mengatakan para korban peristiwa 1965--1966

kecewa karena Kejaksaan Agung mengembalikan berkas pelanggaran hak asasi

manusia pada peristiwa tersebut kepada Komisi Nasional Hak Asasi Manusia

(Komnas HAM).



Juli lalu Komnas HAM mengumumkan hasil penyelidikannya dengan menyatakan

bahwa penghukuman secara sistematis pada mereka yang diduga sebagai

anggota atau simpatisan Partai Komunis Indonesia (PKI) setelah peristiwa

1965/1966 merupakan pelanggaran hak asasi manusia yang berat.



Kejaksaan Agung mengembalikan berkas itu pekan lalu seraya meminta

Komnas HAM melengkapi berkas kasus pelanggaran HAM berat 1965-1966 dan

penembakan misterius (Petrus) tahun 1982-1985. Jaksa Agung Muda Tindak

Pidana Khusus (Jampidsus) Kejaksaan Agung Andhi Nirwanto mengatakan

mereka kesulitan menyelidiki peristiwa yang sudah terjadi puluhan tahun

silam itu.



Bejo mengatakan YPKP sudah memprediksi adanya pengembalian berkas kasus

1965-1966 itu. Menurutnya, hal itu membuktikkan adanya ketidakseriusan

dari pemerintah dalam pengungkapan kasus itu.



"Saya khawatir ada intervensi politik dari kekuatan lama dalam kasus

ini. Sehingga mereka mengulur-ulur supaya kasus 65-66 tidak tuntas,"

ujar Bejo, mantan anggota Ikatan Pemuda Pelajar Indonesia (IPPI) yang

pernah mendekam di penjara selama hampir sembilan tahun lamanya semasa

rejim Soeharto atas tuduhan keterlibatan dengan Partai Komunis Indonesia

(PKI) dan kudeta yang gagal pada 30 September 1965.



Bejo memastikan laporan penyelidikan Komnas HAM terkait peristiwa

1965-1966 sudah sangatlah lengkap, sehingga agak aneh menurutnya jika

Kejaksaan Agung menilai ada yang perlu dilengkapi dalam laporan itu.



"Sepanjang yang saya pelajari, laporan Komnas HAMitu sangatlah lengkap,

karena sudah mencakup segala persoalan dan kasus kekerasan selama

rentang 65-66 mulai dari Sumatra Utara hingga Ambon. Dan itu sampelnya

sudah sangat jelas, ada keterlibatan militer di dalam aksi kekerasan,"

ujarnya.



"Dan semua kawan-kawan yang diperiksa oleh tim investigasi Komnas HAM,

mengemukakan apa adanya. Temasuk komandan Kodam, Kodim, dan Koramil, itu

sangat-sangat jelas tertulis dalam surat pembebasan kami, itu kan bisa

di lacak. Jadi apa lagi? Apa lagi kelengkapannya? saya khawatir ini

hanya akal-akalan Kejaksaan Agung."



Ketua tim ad hoc penyelidikan kasus pelanggaran HAM Berat peristiwa

1965-1966 yang juga anggota Komisioner Komnas HAM, Nur Kholis, kepada

VOA mengatakan, tim tersebut akan berupaya melengkapi beberapa catatan

perbaikkan dari pihak Kejaksaan.



"Jaksa Agung memberikan catatan dan juga menyampaikan beberapa hal yang

harus dilengkapi oleh Komnas HAM. Diantaranya adalah kekurangan saksi,

pertanyaan terhadap terduga pelaku, kemudian juga kelengkapan teknis

yuridis seperti apakah penyelidik dan saksi disumpah. Oleh karena itu

tim akan melakukan rapat, kemudian mulai mengerjakan hal-hal yang

dianggap kurang dalam 30 hari kedepan," ujar Nur Kholis.



Komnas HAM dalam laporannya menyebutkan ada bukti telah terjadi sembilan

kejahatan kemanusiaan yang merupakan pelanggaran HAM berat dalam

peristiwa 1965-1966. Sembilan bentuk kejahatan terhadap kemanusiaan itu

diantaranya adalah pembunuhan, pengusiran atau pemindahan penduduk

secara paksa, atau pelanggaran kebebasan fisik berupa, penyiksaan,

perkosaan, dan penghilangan orang secara paksa.



Kesimpulan ini diperoleh Komnas HAM setelah meminta keterangan dari 349

saksi hidup yang terdiri atas korban, pelaku, ataupun saksi yang melihat

secara langsung peristiwa itu. Jumlah korban saat itu diperkirakan

500.000 hingga tiga juta jiwa.



Komnas HAM juga merekomendasikan kepada Kejaksaan Agung atas kasus

penembakan misterius yang terjadi tahun 1982-1985 untuk ditindaklanjuti.





Rabu, 14 November 2012

Menusuk Penjajah dengan Pena

Menusuk Penjajah dengan Pena



Bung Karno belum lama ini menerima anugerah gelar Pahlawan Nasional dari Pemerintah RI. Di era kepemimpinan Soeharto, ia (dan Hatta) dianugerahi gelar Pahlawan Proklamator. Lepas dari pro dan kontra, saya pribadi memandangnya sebagai sebuah aliran sejarah.
Sejarah tentang anak bangsa yang melesat bak meteor ke penjuru dunia, kemudian jatuh terpuruk dan dibinasakan (hingga ke karya-karyanya, pemikiran-pemikirannya, bahkan jasa-jasanya). Sejarah telah mengalirkan kebenaran, seberapa pun upaya manusia membengkokkannya.
Sayang, belum ada tokoh pers Indonesia yang memaknai perjuangan Bung Karno dari sisi jurnalistik. Dalam beberapa kali Bung Karno berurusan dengan pemerintahan kolonial Belanda, semua bersangkutan dengan status kewartawanannya. Semua terkait dengan tulisan-tulisan yang dia publikasikan di tiga media yang ia pimpin sekaligus.
Melalui pena, tulisan, Bung Karno menggembleng rakyat Indonesia. Ia menulis (terutama) di dalam tiga majalah yang dipimpinnya, yaitu “Suluh Indonesia Muda”, “Persatuan Indonesia”, dan “Fikiran Rakjat”. Tokoh lama menyebutnya sebagai trio majalah, tiga tunggal.
“Suluh Indonesia Muda” terbit tiap bulan, merupakan suara dari “Indonesiche Studieclub” Surabaya dan “Algemeene Studieclub” Bandung. Majalah ini dipimpin dan diterbitkan oleh Sukarno sendiri, dengan segala biaya yang ia kumpulkan dari honorariumnya sebagai seorang arsitek. Edisi perdana “Suluh Indonesia Muda” terbit bulan Desember 1927.
Beberapa tulisan Bung Karno yang dipublikasikan melalui majalah itu antara lain, “Swadeshi dan Massa Actie dan Indonesia”, lalu “Tjatatan atas Pergerakan Lijdelijk Verzet”. Baru dua tahun terbit, majalah itu terhenti antara tahun 1929-1930-1931 karena Bung Karno dijebloskan penjara. Nah, tahun 1932 terbit kembali pada bulan Mei. Kemudian, November tahun yang sama berhenti terbit lagi, karena Bung Karno kembali diringkus dan dibuang ke Ende.
Kemudian majalah “Fikiran Rakjat”, Bung Karno yang bertindak sebagai penerbit sekaligus pemimpinnya, tidak tanggung-tanggung dalam mempropagandakan. Ia dengan tulisan tangannya, dicetak dengan tinta merah, terpampang di halaman depan. Bunyinya, “Kaum Marhaen! Inilah Madjalah Kamoe! Soekarno!”
Terbit mulai 15 Juni 1932, dan terbit terakhir tercatat nomor (edisi) 52, 21 Juli 1933. Sedangkan di nomor 54, dibeslag (dibreidel) Belanda. Tulisan-tulisan Bung Karno yang menyengat di majalah ini antara lain, “Maklumat Bung Karno kepada Kaum Marhaen Indonesia”, “Demokrasi Politik dan Demokrasi Ekonomi”, “Socio Nationalisme dan Socio Demokrasi”, “Orang Indonesia Tjukup Nafkahnja Sebenggl Sehari”, “Kapitalisme Bangsa Sendiri”, “Djawaban Saja pada Sdr. M. Hatta”, “Sekali lagi, Bukan Banjak Bitjara, Bekerdjalah, tetapi Banjak Bitjara, Banjak Bekerdja”, “Memperingati 50 Tahun Wafatnya Karl Marx”, “Reform Actie dan Doels Actie”, “Bolehkah Sarekat Sekerdja Berpolitik?”, “Marhaen dan Marhaeni, Satu Massa Actie”, “Membesarkan Fikiran Rakjat”, Azas-azas Perdjuangan Taktik”, “Marhaen dan Proletar”.
Lalu majalah ketiga, “Persatuan Indonesia”, terbit setengah bulanan, tersedia untuk menyokong pergerakan nasional Indonesia. Majalah ini terbit pertama kali 15 Juli 1928. Beberapa artikel Bung Karno yang dimuat di majalah ini, antara lain, “Melihat Kemuka…”, “Tempo jang tak Dapat Dikira-kirakan Habisnja”, “Indonesianisme dan pan Asiatisme”, “Kearah Persatuan, Menjambut Tulisan H.A. Salim”, “Pidato Ir Sukarno pada tanggal 15 September 1929″, “Kewajiban Kaum Intelektual terhadap kepada Pergerakan Rakjat”, “Soal Pergerakan Wanita”.
Lalu majala itu pun terhenti karena Bung Karno dibekuk Belanda dan ditahan sejak 29 Desember 1929. Setelah mendekam di tahanan, “Persatuan Indoenesia” dioper oleh Inggit Garnasih, istrinya, dan diteruskan terbitnya dengan bantuan Mr Sartono dan teman-teman pergerakan yang lain.
Sekeluar dari penjara, Bung Karno menulis lagi, “Sendi dan Azas Pergerakan Kemerdekaan Bangsa Indonesia”. Majalah “Persatuan Indonesia” nomor 177 itu pun kontan dibreidel pemerintah penjajah (Belanda).
Perjuangan yang gigih, tidak hanya dalam diplomasi, tetapi menyebarkan agitasi, propaganda, dan menyerukan semangat Indonesia Merdeka pada masa penjajah, tentu saja bukan tindakan ringan. Perlu keberanian luar biasa untuk menentang dominasi penjajah. Bukan hanya penjara taruhannya, tetapi nyawa. (roso daras)

Tentang “Master Mind” Gestok

Adalah seorang tokoh Sukarnois, saksi sejarah yang hingga kini masih merisaukan tragedi Gestok (Gerakan 1 Oktober) atau yang juga dikenal dengan Gerakan 30 September (serta mengaitkannya dengan PKI). Alkisah, tokoh yang satu ini begitu gundah demi mencermati perkembangan sejarah, bahwa tidak satu pun analis yang mengkritisi peristiwa yang terjadi pada 30 September 1965 malam, saat para jenderal TNI-AD diculik, kemudian dibunuh di Lubang Buaya, Pondok Gede.
Padahal, menurut sang tokoh ini, kalau saja segenap energi penelitian (dan penyidikan) dimulai dari malam penculikan, bukan mustahil akan dengan mudah menggiring ke tujuan siapa “master mind” di balik usaha kudeta yang gagal itu. “Indikasi-indikasi akan adanya gerakan itu sesungguhnya sudah banyak pihak yang tahu. Bung Karno sendiri sempat mendapat laporan. Pangkostrad Soeharto juga. Dan di kalangan elite negeri, suhu politik yang panas kala itu, juga merupakan sesuatu yang banyak diketahui,” katanya.
Bahkan, dalam salah satu pidato Mei 1965, Bung Karno kurang lebih memberi warning kepada segenap bangsa, termasuk kekuatan angkatan bersenjata Indonesia. Bahwa dengan majunya menonjolnya peran Indonesia menggalang kekuatan Nefos (New Emerging Forces), serta santernya gerakan global menentang imperialisme dan kapitalisme, adalah Amerika Serikat dan Inggris yang sangat tidak nyaman. Dari sumber Bung Karno bahkan dinyatakan, untuk menghentikan laju Indonesia, Amerika (dan Inggris) sangat menghendaki kematian Bung Karno, Ahmad Yani, AH Nasution, dan Subandrio.
Kembali ke keprihatinan tokoh sepuh kita ini. Menurutnya, dari kacamata intelijen ataupun strategi operasi militer, sangat “ganjil” demi mengetahui, bahwa para pihak yang diincar nyawanya pada malam eksekusi itu, semuanya berada di rumah. Mereka adalah
  • Kepala Staf Angkatan Darat, Jenderal Abdul Haris Nasution
  • Menteri Panglima Angkatan Darat (MenPangad), Letnan Jenderal Ahmad yani
  • Deputi II Panglima Angkatan Darat, Mayor Jenderal Soeprapto
  • Deputi III Panglima Angkatan Darat, Mayor jenderal Haryono Mas Tirtodarmo
  • Asisten I Panglima Angkatan Darat, Mayor Jenderal Soewondo Parman
  • Asisten IV Panglima Angkatan Darat, Brigadir Jenderal Donald Icasus Panjaitan
  • Inspektur Kehakiman/Oditur Jenderal Angkatan darat, Mayor Jenderal Sutoyo Siswomihardjo
Bahwa kemudian skenario tidak sepenuhnya berjalan sesuai rencana, itu adalah bukti adanya campur tangan Tuhan. Pierre Tendean jadi korban, Ade Irma Suryani Nasution jadi korban…. Di sisi lain, Bung Karno selamat karena pengawal yang sudah curiga kemudian urung membawa pulang ke Istana, melainkan membelokkan ke kediaman salah satu istrinya, Hariyati di Slipi.
“Adalah aneh, jika secara kebetulan para jenderal yang diculik itu semua berada di Jakarta, dan semua sudah berada di rumah. Ini benar-benar kejanggalan yang patut diselidiki. Karena, tidak mungkin yang namanya kebetulan itu akan terjadi kalau tidak ada yang mengatur,” tandasnya. Ia juga sempat berbicara dengan beberapa keluarga korban, dan hampir semuanya mengatakan, pada malam itu para jenderal memang menerima tamu. “Nah, saya curiga, tamu-tamu itu bagian dari skenario untuk memastikan bahwa para jenderal yang akan diculik, benar-benar ada di rumah,” tegasnya.
Sang tokoh ini tidak menuding bahwa tamu itu adalah pelaku atau bagian dari skenario penculikan para jenderal. “Setidaknya, secara tidak sadar, ada yang melibatkan dia pada malam itu untuk datang ke rumah para jenderal. Output yang hendak didapat adalah, konfirmasi bahwa para jenderal itu ada di rumah. Saya mendengar langsung dari para keluarga korban. Mereka memang kedatangan tamu pada malam itu. Tentu saja, tamu yang datang ke kediaman jenderal yang satu, berbeda dengan yang datang ke jenderal yang lain. Artinya, benar-benar di-setting se-alamiah mungkin,” paparnya.
Bahkan ia juga menyebut nama seorang artis ternama ketika itu, yang sengaja diminta menemani salah satu jenderal di sebuah acara, serta memastikan bahwa usai acara, sang jenderal itu kembali ke rumah. “Ini semua menurut saya adalah bagian dari skenario. Nah, kalau pengusutan, penyidikan dimulai dari sana, tentu akan dengan mudah mengerucut ke pihak mana yang berada di belakang gerakan kudeta itu,” ujarnya.
“Saya masih berharap, ada sejarahwan ataupun peneliti yang berkenan menyelidiki Gestok dari persepsi yang saya sebutkan tadi,” katanya, lemah. (roso daras)